Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Perlu Ada "Pemetaan" Lokasi Kompasianer?

11 Juli 2020   03:24 Diperbarui: 11 Juli 2020   04:09 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompasianer(sumber:kompasiana.com)

Kompasianer adalah sebutan buat penulis di kompasiana. Berapa jumlah kompasianer nya saya belum tau secara pasti. Mungkin saja sekitar ratusan ribu orang yang tersebar di Indonesia dan bahkan yang ada di luar negeri.

Kompasianer juga dikenal sebagai jurnalis warga yang diberi label kompasianer terverifikasi hijau atau biru. 

Betapa pentingnya peran dan kehadiran kompasianer di kompasiana yang setiap hari mempublis artikel dengan beragam kategori, baik politik, ekonomi, humaniora, gaya hidup dan lain sebagainya. Alangkah sepinya Kompasiana bila kompasianer tidak akan mempublis artikel-artikel nya.

Faktanya kompasiana tetap eksis dengan sajian tulisan tulisan yang aktual, bermanfaat, menarik, inspiratif, unik dan kadang kala diberi rating tidak menarik pula.

Adalah menarik tulisan kompasianer Minami dengan judul Fakta Kompasianer di Kompasiana. Tulisan lama edisi 6 April 2010 tentang kriteria kompasianer menurut versinya. Minami mengklasifikasikan kompasianer terdiri atas: kompasianer senior, kompasianer wartawan, kompasianer abal abal, kompasianer komentator, kompasianer 'gelap' dan silent reader.Selengkapnya dapat disimak disini:https://www.kompasiana.com/maharsi/54ffad3ea33311404c5108e9/fakta-kompasianer-di-kompasiana .  Kompasianer ini bergabung sejak 11 Desember 2009 dan mempublis artikel 1399 dan artikel terakhir ditulis 26 Juni 2013 dengan tajuk Mantan Presiden PKS Meniru Presiden Pertama RI.

Kalau pada akhir akhir ini muncul istilah 'kasta' dalam kompasiana, hal ini sudah pernah ditulis Minami dalam tulisannya yang dikutip dari tulisan kompasianer Firman Seponada.

Nah kembali ke judul diatas, sebuah pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya apakah perlu ada pemetaan lokasi kompasianer? Apa manfaatnya?Menurut saya pribadi dengan adanya pemetaan lokasi kompasianer kita dapat saling lebih mengenal pribadi sesama kompasianer terutama dalam berinteraksi dan lebih mengenal gambaran umum wilayah dan kebudayaan sang kompasianer.

Manfaat lainnya kita dapat mengetahui potensi penyebaran kompasianer di Indonesia atau dunia sebagai potensi SDM jurnalis warga. Melalui pemetaan lokasi ini kita dapat pula mengetahui dimana daerah terbanyak dan paling sedikit terdapat kompsianer.

Memang di Kompasiana ada komunitas yang jelas telah menggambarkan lokasi tempat kompasianer, misalkan: KOMBES (Komunitas Kompasianer Brebes), Komposono (Komunitas Kompasianer Solo Raya), Ketapels(Komunitas Kompasianer Tangsel Plus), Kompak Tawwa (Kompasianer Makassar), Komed (Kompasianer Medan), Kompasianer Jogya, Kompasianer Bandung, KOMPAL (Kompasianer Palembang), KONEK Surabaya dan lain lain.

Ada pula komunitas kompasianer berdasarkan hobi mereka antara lain: KPK, Komik, Fiksiana, Rumpies the club, Koprol dan lain lain.

Nah, saya dapat mengetahui lokasi kota kompasianer bila dia dalam artikelnya menuliskan tempat tinggalnya, misalkan kompasianer Rustian Al Ansori mencantumkan Sungailiat, Bangka Blitung, Johanes Krisnomo di Bandung. Sayapun sering menuliskan Manado.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun