Adalah menarik bila memperhatikan sepak terjang sosok Menteri Kabinet Indonesia Maju akhir akhir ini. Mulai ucapan, tindakan termasuk gaya berbusana mereka. Salah satu Menteri yang banyak di sorot adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim sebagai sosok Menteri termuda dalam Kabinet.
Sebuah berita yang di rilis Kabar24 Bisnis.com bertajuk Setelah Jadi Menteri, Nadiem Ogah Voorrijder  dan Tetap Berjeans. Mengabarkan tentang peristiwa ketika para pemimpin redaksi diundang Menteri di kantornya Jalan Jenderaal Sudirman, Jakarta Selatan.
Nadiem tampil bercelana jeans dan kemeja biru. Kontras dengan busana pejabat kemendikbud seperti sekretaris jenderal Didik Suhardi dan kepala biro humas Airlangga yang mengenakan batik lengan panjang dan celana kain.
Penampilan gaya berbusana ini tentunya berbeda ketika Nadiem pertama kali di panggil Presiden Joko Widodo ke Istana Merdeka sebagai calon menteri pada 21 Oktober 2019 yang patuh mengenakan dresscode yang sudah ditetapkan: kemeja putih lengan panjang. Begitu juga ketika tampil dalam pertemuan dengan awak media ketika di wawancarai.
Nah, dari berita ini saya seakan melihat sosok Mendikbud dahulu yaitu Fuad Hasan, yang populer dengan aliran "existensialisme" atau keberadaan. Gaya hidup dan penampilan apa adanya.
Saya anggap Mendikbud Nadiem Makarim dengan tampilan busana ini ingin menyatakan sikap jati dirinya tidak berubah walaupun sudah menjadi seorang Menteri. Nadiem tetap dengan jati diri dan penampilan ketika jadi bos-nya Gojek. Bukan soal busana yang di pakai namun yang lebih utama adalah kinerja atau apa yang akan di hasilkan. Kerja kerja kerja.
Itulah mungkin makna yang tersirat dari penampilan Mendikbud Nadiem Makarim. Mungkin saja ada pendapat lain dari kompasianer? Kompasianer marilah kita tunggu tampilan busana beliau bila berkenan jadi pembicara dalam acara Kompasianival 2019 nanti.
Salam Kompasiana.
Manado, 07112019.
