Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sepucuk Surat Buat Sang Pengembara

4 Juni 2019   10:55 Diperbarui: 4 Juni 2019   11:24 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Expresi kesedihan SBY(sumber:liputan6.com)

pasangan serasi (sumber:kompas.com
pasangan serasi (sumber:kompas.com

Sang Pengembara yang gagah perkasa, aku salut dan bangga padamu karena kau didampingi seorang pendamping yang luar biasa. Sang Flamboyan yang sangat dikenal akan "kesetiaan"nya, "kepedulian"nya yang tinggi nilai nilai kemanusiaan:pemberantasan buta huruf, memberdayakan menyejahterakan keluarga terutama kaum perempuan dan anak-anak. Ibu Negara yang sepanjang hidupnya telah men dedikasi kan hidupnya kepada nilai-nilai kemanusiaan. Ibu Negara yang penuh kasih sayang, pejuang kemanusiaan yang tulus, ibu dari seluruh keluarga panutan yang senantiasa memberi inspirasi dan teladan. 

Ibu Negara yang menjadi istri setia dalam suka dan duka. Ibu Negara yang bukan hanya jadi milik keluarga namun menjadi milik dan di cintai oleh bangsa Indonesia.Ibu Negara yang telah memperlihatkan semangat juang yang tinggi selama perawatan di Singapura berjuang melawan penyakit dengan gigih dan luar biasa itu. Kepergian ibu Ani membuat bangsa Indonesia  kehilangan seorang tokoh wanita terbaik.

Wahai Sang Pengembara, maafkan aku menjuluki engkau dengan ini. Kau lah bapak Bangsa Indonesia, Presiden ke 6 RI, bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Aku secara pribadi dalam surat ini menyampaikan terima kasih karena Tanda Penghargaan Satya lencana Kesetiaan 20 tahun sebagai abdi negara, bapaklah yang telah menandatangani nya. Terima kasih, pak SBY.

Lewat surat ini, aku mohon kepada Bapak agar janganlah larut dengan kesedihan ini, ikhlas kan lah kepergian Ibu Ani menghadap Sang Khaliq karena masih ada kerja yang belum selesai. Ingatlah wasiat pesan ibu Ani, mewujudkan mimpi-mimpi yang belum terwujud yaitu Galeri di Pacitan. Aku hanya mengingatkan saja. Masih ada anak-anak dan cucu-cucu dan kerabat yang setia yang akan menopang rencana mulia itu. Wujudkan lah pesan sang Flamboyan niscaya "Sang Malaikat Di Surga" ini akan tersenyum bahagia....

Bukankah dalam puisi mu kau pernah tulis "selamat datang pada pengembara berpedati tua yang tak henti berucap BAHAGIA?"

Mengakhiri surat ini, aku mohon maaf bila ada kata kata ku yang tidak berkenan di hati bapak. Aku menuliskan ini sebagai tanda dukacita ku sekaligus tanda peduli ku. Peristiwa yang menyedihkan hati kala di bulan suci Ramadan namun aku yakin "jiwa dan semangat militan" yang ada pada diri bapak akan menjadi semangat dalam menyongsong hari kemenangan di Idul Fitri. 

Salam Damai Di Hati,

Wassalammualaikum Wr Wb.

Dariku,

Johanis Malingkas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun