Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mungkinkah Sejarah Majapahit Kembali Terjadi di Era Kini?

26 Mei 2019   09:10 Diperbarui: 26 Mei 2019   09:18 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
majapahit (sumber:sejarahlengkap.com)

Sejarah kerap dianggap barang kuno. Tidak menarik dan sering di acuh kan. Bidang pelajaran yang kurang di sukai. Apalagi di era kini yang serba canggih. Padahal, sejarah itu cermin kehidupan. Sejarah memantulkan makna sesuatu yang pernah terjadi dan ada lalu di tuliskan seseorang. 

Terlebih kalau sejarah itu sejarah pahit, sejarah yang melukai hati. Contohnya, sejarah yang mengisahkan pemberontakan. Pemberontakan di masa penjajahan dengan munculnya upaya perjuangan untuk ingin merdeka adalah suatu pemberontakan jiwa yang tidak mau hidup dalam kemelaratan, penindasan kaum penjajah. 

Permesta dianggap suatu pemberontakan dari sekelompok masyarakat karena menginginkan suatu pemerataan. Pemberontakan ini mengandung nilai kemanusiaan dan bukan bermaksud untuk perebutan kekuasaan. 

Saya tertarik dengan sejarah karena dari sejarah ini kita belajar tentang peristiwa masa lalu yang pernah terjadi dan mengambil hikmah apa yang ada dan masih relevan dengan masa kini. Sejarah kerajaan Majapahit mengandung makna. Disana ada kejadian-kejadian yang menarik dan perlu di renungkan. Apakah peristiwa masa lalu juga boleh terjadi di masa kini?

Nah, sebuah artikel yang pernah di tulis Risa Herdahita Putri di historia.id bertajuk "Pemberontakan Terhadap Majapahit" adalah menarik.  "Sebelum beranjak gemilang, Majapahit menghadapi rentetan pemberontakan dari para pejabat setianya" tulisnya. Disana pula diungkapkan kisah pemberotakan-pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora, Nambi, Semi dan Kuti. 

Salah satu pemberontakan yang terjadi adalah pemberontakann Ranggalawe. "Konon pemberontakaan ini terjadi ketika Wijaya masih berkuasa pada 1217 Saka (1295 M). Pemberontakan bupati daerah Datara yang beribukota di Tuban ini di picu ketidakpuasannya atas kebijakan yang di ambil Wijaya. Peristiwa ini di kisahkan dalam Pararaton, Kidung Ranggalawe, dan kidung Panji Wijayakrama, tapi tidak disebutkan dalam Negarakrtgama. Pararaton dan Kidung Ranggalawe mengisahkan Ranggalawe tak terima Nambi di pilih sebagai patih di Majapahit. Dia merasa lebih berjasa dan gagah berani di banding Nambi. Pemberontakan dapat dipadamkan dan Ranggalawe tewas. Namun, Majapahit kehilangan perwira setianya yang ikut berjasa membangun kerajaan yaitu Kebo Ambrang"

Jadi, akar permasalahan terjadi pemberontakan di Majapahit adalah "rasa ketidakpuasan atas kebijakan raja". Pemberontakan dapat diatasi walaupun konsekuensi nya ada perwira setia yang jadi korban.

Mungkinkah peristiwa yang pernah terjadi dan tercatat dalam sejarah Majapahit ini akan berulang di era kini?

Ini pertanyaannya!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun