Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Fenomena Politik Indonesia dan Pertahanan Catur Alekhine

16 Mei 2019   09:09 Diperbarui: 17 Mei 2019   11:48 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aleksander Alekhine (sumber: love&respect.com)

Fenomena politik pasca pilpres dan pileg memperlihatkan suatu dinamika yang menarik. Kini, suasana semakin memanas terutama antara pihak kubu pasllon 01 dengan 02. Antara keduanya saling klaim dan berargumen. 

Suasana semakin seru dan memanas. Masyarakat disajikan tontonan menarik dari ulah dan ucap tokoh elit nasional yang saling tuding menuding, saling mempersalahkan dan saling serang dan ada yang bertahan.

Mungkin inilah sebabnya sehingga dunia politik kerap di kenal dengan istilah "percaturan politik". Tokoh dan elit dalam berpolitik ibarat sedang bermain catur di arena kotak hitam putih 64 petak. 

Semua kita tahu bahwa catur adalah permainan dan juga olahraga otak yang membutuhkan kecerdasan. Pecatur yang hebat tahu persis tentang teknik dan strategi bermain catur agar dapat memenangkan permainan. Dia harus menguasai teori pembukaan, teori pertahanan dan mampu mengendalikan buah catur dengan langkah-langkah taktis yang tepat. 

Bila tidak maka pemain ini siap untuk merobohkan rajanya alias menyerah. Pecatur yang hebat akan selalu menghindari melakukan langkah "blunder" yang biasanya akan melemahkan posisi permainannya.

Salah satu teori permainan catur yang dipilih pemain catur hitam khususnya adalah Pertahanan Alekhine. Terjadinya posisi pertahanan ini tergantung jawaban langkah pertama pemain hitam setelah pemain putih melangkah bidak (pion) E2 ke E4. Bila pemain hitam membalas langkah ini dengan menjalankan kuda hitam ke petak F6 (Kf6) maka itu ciri khas Pertahanan Alekhine.

Pertahanan Alekhine diperkenalkan pertama kali oleh Aleksander Alekhine waktu bermain dengan A. Steiner pada tahun 1921 lalu di kejuaraan catur Budapest. Pertahanan Alekhine ini sering dijuluki pertahanan yang unik. Keunikannya ditandai dengan pemain hitam mengembangkan perwiranya lebih awal. 

Ide utamanya memperlihatkan konsep pembaharuan "hypermodern" yaitu mengubah kebiasaan bermain dari penguasaan petak pusat oleh bidak atau pion dengan cara mengontrol petak pusat dengan perwira kuda bukan dengan bidak atau pion.

Keunggulan menggunakan pertahanan Alekhine oleh pemain hitam adalah memancing bidak putih untuk terus maju dan akibatnya pemain hitam akan memainkan kudanya dengan manuver yang tak terduga hingga bila pemain putih lengah pertahanannya jadi lemah dan akhirnya kalah.

Pertahanan Alekhine bila dikendalikan pecatur hebat akan menarik ditonton karena pertahanan ini sangat dinamis dan mengandung unsur seni permainan menarik. Pecatur hebat yang pernah memainkan pertahanan ini antara lain Adams, Alburt, Korchnoi dan Bobby Fisher.

Ciri khas menarik dari pertahanan Alekhine adalah langkah-langkah kuda hitam yang dinamis dan menarik sehingga kerap pemain putih harus berpikir lama dan menguras energinya sehingga kalah dalam permainan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun