Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Sam Ratulangi

30 Juni 2015   00:20 Diperbarui: 30 Juni 2015   00:20 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

m. Tanggal 22 Agustus 1945, Sam diangkat menjadi Gubernur Selebes oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno (1945 -- 1946).

n. Pelopor pengadaan Petisi kepada PBB yang ditandatangani oleh ratusan pemuka rakyat Sulawesi Selatan, untuk mempertahankan daerah Sulawesi sebagai bagian mutlak dari negara RI.

o. Pembentuk "Partai Kemerdekaan Irian" dari belakang layar yang diketuai oleh Silas Papare (1947).

p. Penasihat Pemerintah RI dan anggota delegasi RI dalam perundingan dengan Pemerintah Belanda (1948 -- 1949).

Sam juga banyak berkecimpung dalam organisasi sosial/ekonomi, misalnya guru STM di Yogyakarta (1919 -- 1922), direktur Maskapai Asuransi "Indonesia" di Bandung (1922 -- 1924), ketua penasihat perkumpulan buruh "Vereeniging van Onder - Officieren B bij de K. P. M. (VOOB) -- suatu organisasi calon nakhoda Indonesia yang bekerja pada Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), ketua Studiebeurs "Minahasa", pengurus "Persatuan Perkumpulan Radio Ketimuran", ikut mendirikan "Serikat Penanaman Kelapa Indonesia" (1939), dan organisasi "Ibunda Irian" di belakang layar. Selain itu, dalam upaya mempersatukan seluruh Indonesia, Sam bersama Mr. I Gusti Ketut Puja, Ir. Pangeran Muhammad Noor, Dr. T.S.T. Diapari, W.S.T. Pondang, dan Sukardjo Wirjopranoto, mengeluarkan pernyataan yang dikenal dengan "Manifes Ratulangi" yang berisi seruan kepada para pemimpin Indonesia bagian Timur, untuk menentang setiap usaha yang bertujuan memisahkan Indonesia bagian Timur dari NKRI. Karena sikapnya yang sangat tegas dan vokal, Sam sering ditangkap oleh pemerintah Belanda dan diasingkan dari keluarganya. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat patriotik dalam dirinya. Sayangnya, perjuangannya harus berakhir karena adanya penyakit yang menyerang tubuhnya. Pada tanggal 30 Juni 1949, Sam meninggal dunia karena penyakitnya saat ia masih menjadi tawanan musuh. Ia dimakamkan di Tondano. Untuk menghargai jiwa nasionalismenya yang tinggi, namanya diabadikan sebagai nama bandar udara di Manado, Bandara Sam Ratulangi, dan Universitas Negeri di Sulawesi Utara, Universitas Sam Ratulangi.

Selain itu, Sam juga memperoleh beberapa penghargaan sebagai berikut.

- Bintang Maha Putera Tingkat I

- Tanda Penghormatan Satya Lencana Perintis Pergerakan Kemerdekaan

- Tanda Jasa Pahlawan

- Piagam Tanda Kehormatan Dewan Pers

- Piagam Untuk Para Keluarga Pahlawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun