Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Sisi Gelap Kota Bandung dalam Arti Sebenarnya

7 Januari 2023   21:48 Diperbarui: 8 Januari 2023   04:54 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wali kota Bandung mencanangkan "Bandung Caang Baranang" mengawali kerjanya di awal tahun 2023. Caang baranang mengandung arti terang benderang, tentu sangat relevan dengan predikat Bandung sebagai kota metropolitan. Kota harus tampak gemerlap siang dan malam hari.Akhir-akhir ini Bandung banyak disorot sebagai kota yang gelap gulita terutama di malam hari.  Sering diserbu warga Jakarta di setiap akhir pekan tetapi wajah kota tampak kurang sumringah menyambut tamunya. Mereka tentu lebih gembira menikmati cuangki, batagor atau odading di tengah kota yang benderang.

Jalan dan taman bukan tak dilengkapi dengan lampu penerangan, tetapi banyak alasan mengapa Bandung tampak gelap. Lampu-lampu yang dipajang tak cukup daya, jumlahnya tidak memadai dan yang paling menyedihkan mereka -lampu-lampu itu, tertutup pepohonan.

Sebagai kota yang berdiri di pegunungan beruntung Bandung menjadi kota yang subur. Pepohonan mudah tumbuh. Tetapi bila tidak terawat dengan manajemen lanskap yang baik keberadaannya menjadi tak sedap dipandang. Jarak antar pohon yang tidak memperhitungkan karakter tumbuh kembang setiap pohon membuat mereka tumbuh tidak optimal. 

Tengoklah pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang jalan dan taman di kota Bandung tampak ditanam terlalu rapat. Pohon-pohon itu tumbuh langsing menjulang tinggi.

Penanaman pohon dengan metoda seperti itu membuat taman kurang terpapar matahari, gelap, lembah dan berpotensi menjadi sarang nyamuk. Pohon yang langsing menjulang tampak kurang tegap berdiri. Yang berderet di pinggir jalan berpotensi rawan tumbang. Kepadatannya membuat lampu-lampu jalan tertutup. Alih-alih menerangi jalan yang membuat kota terlihat gemerlap, sebaliknya tampak suram bahkan menyeramkan.

Mudah-mudahan saja program Bandung Caang Baranang diawali dengan menata pohon. Pohon-pohon yang tumbuh tidak beraturan sebagian disiangi. Biarkan pohon yang tumbuh ditaman maupun di pinggir jalan berjarak 8-10 meter setiap pohon. Pohon yang terlalu rimbun dan atau terlalu tinggi dipangkas dengan model-model yang sedap dipandang. Yang paling penting tidak menutupi lampu-lampu penerangan.

Sebagai kota dengan banyak perguruan tinggi ternama Bandung mestinya kaya dengan ahli lingkungan. Melibatkan mereka dalam menata lingkungan kota akan membuat Bandung berkembang menjadi kota dengan lanskap akademis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun