Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PKM Prodi PPA IAKN Kupang di Lapas Kelas II A Kupang: "Hanya Tuhan yang Menjadi Penilai Hidupku"

16 September 2022   14:59 Diperbarui: 16 September 2022   15:11 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama sebagian warga binaan Lapas kelas IIA Kupang yang mengikuti kegiatan PKM Prodi PPA IAKN Kupang (Dok/Pribadi Prodi PPA)

Program Studi (Prodi) Pendidikan Penyuluh Agama (PPA) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen (FKIPK), Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, melalui tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), melaksankan kegiatan pengabdian kepada para Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Kupang, dengan tema "Meningkatkan Konsep  diri warga binaan melalui praktek Lectio Divina" Senin, 29 Agustus 2022.

Alasan utama warga binaan di Lapas Kelas II A Kupang menjadi pilihan kegiatan pengabdian masyarakat karena kebutuhan akan konsep diri. Kebutuhan ini menjadi salah satu kebutuhan penting bagi  warga binaan. 

Kebutuhan tentang konsep diri telah dijelaskan pada saat observasi dan survei lapangan oleh tim pengabdian beberapa waktu sebelumnya. "Warga binaan kami di sini sebetulnya membutuhkan konselor atau pendamping yang cukup untuk menumbuhkan konsep diri mereka secara tepat" ujar Maksi Aryon Adu, Kepala Sub Seksi bimbingan kemasyarakatan dan perawatan Lapas.

Pada kesempatan itu, Rita, M.Pd, dosen pada prodi PPA IAKN Kupang membuka sesi pertama kegiatan pengabdian sebagai salah satu pemateri. Ia menegaskan tentang perlunya mengikutsertakan Tuhan dalam seluruh proses yang dijalankan warga binaan di Lapas. 

"Warga Binaan dalam interaksinya di lembaga ini, perlu secara sadar dan aktif mengenal konsep diri positif dan negatif terutama juga dalam balutan bahasa agama" tutur dosen kelahiran Kalimantan ini. Lebih lanjut ia menegaskan tentang pentingnya membentuk konsep diri kristiani yang tepat.

 "Konsep diri ini membantu kita menyadari tentang peran Allah dalam seluruh proses hidup, baik saat berada di Lapas maupun saat kembali ke masyarakat nanti dan biarlah Tuhan yang menjadi penilaiku" ungkapnya menutup salah satu sesi kegiatan pengabdian pagi itu. Kalimat ini menjadi kalimat peneguhan yang kemudian diulang kembali secara bersamaan oleh seluruh warga binaan yang hadir.

Kegiatan pengabdian ini diakhiri dengan praktek Lectio Divina yang dibawakan oleh Johanes Marno Nigha, M.Th, salah satu dosen pada prodi PPA IAKN Kupang. Lectio Divina sendiri adalah sebuah teknik kuno pembacaan Alkitab oleh Origenes pada abad ke III yang kemudian dipelajari oleh Ambrosius dari Milan pada abad ke IV dan diteruskan lagi oleh Agustinus. 

Pada praktek Lectio Divina, para peserta dibagi ke dalam tujuh kelompok, kemudian membaca teks Alkitab dengan berpedoman pada lima langkah Lectio Divina.

"Terimakasih untuk pengabdian masyarakat prodi Penyuluh ini, kami merasa tersentuh sebab ada banyak hal praktis yang kami peroleh hari ini" ungkap ketua majelis gereja Elim, Lapas Kelas II A Kupang.

Pada tempat yang sama Ibrahim Medah salah satu peserta mengungkapkan kegembiraannya tentang praktik membaca Alkitab yang ia peroleh saat itu "Lectio Divina menjadi teknik baru dalam membaca Alkitab, saya pribadi menyukai tambahan yang ada dalam metode ini, sangat sederhana karena pesan Alkitab bisa membantu mengatur suasana hati saya sesuai waktu dan kondisi yang saya alami" ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun