"Bibi Rande pu'u mena Wangka, sai Bajawa ditembak tentara"
(Bibi Rande dari Wangka, tiba di Bajawa ditembak tentara)
Kalimat di atas adalah penggalan syair lagu dalam bahasa lokal di Bajawa, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT.Â
Sebuah syair tentang kisah pembantaian para simpatisan partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1966 di kota Bajawa.Â
Syair ini sering dinyanyikan mama saat kami kecil dulu. Mama sering bercerita tentang kisah pembunuhan yang ia dengar.Â
Kisah tentang seorang wanita anggota Gerwani (kemungkinan besar ketua Gerwani) dari sebuah desa kecil bernama Wangka, sekitar 50 km ke arah Utara kota Bajawa.Â
Ia ikut dibunuh di kota Bajawa pada tahun 1966 karena teridentifikasi masuk dan menjadi bagian dari anggota PKI di daerahnya.
Saat Bibi Rande dibunuh, usia mama baru menginjak 11 tahun. Mama kala itu sudah bekerja dan belajar di biara para suster Katolik FMM di Bajawa.
 Kisah tentang pembunuhan Bibi Rande ia dengar dari para suster di biaranya. Para simpatisan Partai Komunis menurut berita dari para suster, telah dibunuh di daerah sekitar jembatan Waibetu.Â
Jembatan Waibetu adalah jembatan utama dan sekaligus gerbang masuk kota Bajawa dari arah utara. Kisah itu rupanya membekas karena ingatan pembunuhan disimpan dalam bentuk nyanyian. Menurut mama, berdasarkan cerita para suster, ada 10-an orang yang dibunuh di sana termasuk Bibi Rande.