Mohon tunggu...
Johan Suwignjo
Johan Suwignjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelatih Motivasi dan Penulis

Sarjana Muda Wiraswasta/ Penulis/ Pelatih Motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Allah adalah Kasih (2)

26 Januari 2021   06:27 Diperbarui: 26 Januari 2021   06:57 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. (1Yohanes 4:12-16) 

Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami banyak peristiwa yang melawan kasih dalam bentuk berbagai macam musibah yang kini menimpa kita. Mengapa? Ada yang menganggap hal ini sebagai suatu peringatan, teguran atau hukuman dari Allah, mengingat manusia sudah banyak berbuat dosa. Bahkan ada seorang ustad yang menganggap virus corona sebagai tentara Allah yang sengaja dikirim oleh Allah. 

Anggapan bahwa musibah adalah perbuatan yang sengaja dilakukan oleh Allah, jelas merupakan tuduhan yang sangat tidak masuk akal. Bahkan bisa dianggap sebagai suatu penghinaan terhadap Sang Pencipta. Allah adalah kasih. Musibah adalah anti kasih. Maka dengan alasan apapun, Allah tidak mungkin akan melakukan suatu perbuatan yang melawan kasih. Segala macam musibah tidak mungkin ada yang dilakukan oleh Allah. Jadi mengapa segala musibah itu bisa terjadi? 

Inilah jawabannya. 

Dimisalkan ada sebuah desa teladan. Kehidupan kasih terjadi di situ. Masyarakat desa itu saling mengasihi satu sama lain. Mereka juga selalu mengasihi alam sekitar sehingga sungai yang mengalir di desa itu senantiasa membawa air yang jernih dan bersahabat, karena penduduk mengasihi sungai. Masyarakat desa itu sedang berada dalam kasih Allah. Kehidupan semacam inilah yang memang dikehendaki Allah. 

Lalu muncullah kekacauan di desa. Akibat hasutan yang datang dari luar, terjadilah sikap saling mencurigai di antara sesama penduduk yang berlanjut menjadi suatu perselisihan bahkan pertengkaran dalam bentuk tawuran. Suasana kasih menghilang. Bahkan kasih terhadap alam sekitar pun sirna. Sampah bertumpuk mengotori sungai, menghambat aliran sungai sehingga di saat hujan menimbulkan banjir. Akibatnya tanah banyak yang longsor dan timbullah pandemi penyakit. Ketidak stabilan alam lalu menimbulkan gempa bumi. Wabah melawan kasih pun melanda desa dalam berbagai macam bentuk. 

Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa timbulnya musibah sebenarnya terjadi hanya gara-gara melawan kasih. Semata-mata akibat dampak dari perbuatan melawan kasih yang dilakukan manusia. Hanya akibat melanggar kehendak Allah. 

Musibah bukanlah suatu SEBAB, melainkan suatu AKIBAT. 

Maka marilah kita yang hidup di Indonesia kini dengan jujur mau introspeksi diri. 

Semenjak Indonesia dipimpin oleh seorang presiden yang bijaksana, berbagai macam perbuatan melawan kasih telah terjadi. Ujaran kebencian (anti kasih) marak menghiasi media masa setiap saat. Tak henti-hentinya pemerintah dan orang-orang benar memperoleh kritikan, fitnahan, tuduhan serta hinaan yang melawan kasih, seringkali dengan mengatas namakan Allah. Berbagai usaha positif yang dijalankan oleh pemerintah dalam mengatasi pandemi dan ekonomi, memperoleh nyinyiran terus menerus. Bahkan intoleransi, anti ras, anti suku dan anti agama, tetap hidup dengan subur. 

Suasana melawan kasih yang terjadi di tanah air kita inilah yang menjadi penyebab utama dari segala macam musibah yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun