Mohon tunggu...
Johan Suwignjo
Johan Suwignjo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelatih Motivasi dan Penulis

Sarjana Muda Wiraswasta/ Penulis/ Pelatih Motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Allah Adalah Kasih

9 Januari 2021   11:36 Diperbarui: 9 Januari 2021   11:37 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

Sabda Yesus di atas semakin tampak sebagai satu kebenaran. Makin banyak bukti, kesaksian dan mujizat yang menunjukkan bahwa Yesus adalah memang betul satu-satunya Tuhan yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia.
Namun mengapa masih banyak orang di dunia ini  yang belum menerima Yesus sebagai Juru Selamat? Belum menerimaNya sebagai Imanuel, Allah menyertai kita? Seperti yang kita lihat juga di negara kita sendiri, yaitu di Indonesia?

Penjelasan berikut semoga bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Allah adalah Sang Pencipta yang telah menciptakan segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini. Yohanes berkata bahwa Allah itu adalah kasih: Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. (1 Yohanes 4:16)

Ini berarti bahwa dalam menjalankan penciptaan, segala perbuatan Allah senantiasa bersifat kasih dan tidak ada yang melawan kasih. Semua ciptaan Allah yang tidak berada dalam kasih, akan secara otomatis mengalami nasib untuk tidak berada dalam Allah alias terbuang dari Allah. Mereka tidak akan mungkin dilenyapkan oleh Allah karena pelenyapan merupakan perbuatan melawan kasih, suatu perbuatan yang jelas tidak akan pernah dilakukan oleh Allah. Mereka akan secara kekal tetap ada, mereka tetap hidup, namun dalam kondisi terbuang dari Allah, tidak lagi berada dalam Allah. Kondisi semacam ini jelas merupakan kondisi yang sangat menakutkan dan mengerikan, suatu kondisi di mana ciptaan terbuang dari sang pencipta. Suatu kondisi di mana ciptaan berada dalam keadaan hidup namun terlepas dan tidak lagi dalam kontrol dan kuasa dari yang memberi hidup.

Hal seperti ini dialami oleh sejumlah malaikat ciptaan Allah yang melawan kasih. Akibat tidak berada dalam kasih, sejumlah malaikat ciptaan Allah yang dipimpin oleh Lucifer telah terbuang menjadi iblis lalu hidup tersiksa di luar Allah dan tak mungkin tertolong lagi untuk berada dalam Allah.

Ketika Allah menciptakan manusia, Allah sudah memperingatkan manusia agar jangan mengalami nasib yang serupa. Namun iblis yang tentu sakit hati, berhasil menggoda dan mengelabui manusia agar berbuat dosa melawan kasih sehingga manusia jatuh ke dalam dosa dan mengalami nasib yang sama dengan iblis. Manusia lalu menjadi makhluk yang fisiknya bisa mati dan terusir dari Taman Firdaus dan dari keberadaan di dalam Allah. Dan jika manusia mati fisiknya, maka rohnya akan tetap hidup di luar Allah, bersama para iblis di alam neraka.

Namun karena Allah masih tetap mengasihi manusia sebagai ciptaanNya yang sudah diberi alam dunia beserta isinya ini, Allah berusaha untuk bisa mendapatkan manusia kembali dan tidak membiarkan mereka terbuang dari Allah.

Untuk maksud itu, bagi Allah ternyata hanya ada satu cara. Allah harus menghadirkan Yesus, PutraNya sendiri ke dunia, yang dalam kondisi sebagai manusia harus mengorbankan diriNya di kayu salib sebagai suatu penebusan dan senantiasa mengajak serta menjaga manusia untuk mengasihi Yesus demi memperoleh keselamatan karena setiap kali manusia tidak mengasihi Yesus akibat perbuatan dosa, manusia akan otomatis terbuang lagi dari Allah.

Maka rencana Allah pun terjadi. Yesus, Putra Allah, dilahirkan oleh seorang perawan bernama Maria. Yesus adalah Sang Imanuel, Allah beserta manusia. Ia telah datang ke dunia dan menebus manusia untuk dimungkinkan lagi berada dalam Allah melalui penderitaanNya di kayu salib.

Melihat kenyataan ini, iblis sudah tentu tidak senang dan iri hati. Maka tak henti-hentinya iblis menggoda manusia agar kembali jatuh dalam dosa supaya otomatis terbuang lagi dari Allah. Agar sebanyak mungkin manusia bisa menemani iblis, hidup tidak dalam Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun