Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebahagiaan dengan Menikmati Momen Kecil

11 September 2021   01:49 Diperbarui: 11 September 2021   01:55 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Mindful, October 2021, hlm. 18.

Bagaimana meluangkan waktu untuk mengapresiasi momen-momen kecil keindahan dan hubungan mengubah kehidupan penulis Jane Anne Staw dan hubungannya dengan dunia, satu perjumpaan kecil setiap kalinya.

Naratif Staw:
Itu adalah hari yang biasa. Tengah hari, saya membawa anjing saya berjalan-jalan seperti biasa di sekitar blok, memikirkan solusi untuk kelas menulis yang akan saya ajar malam itu. Walaupun saya dikenal karena komunitas yang biasanya terbentuk di kelas saya, semester ini adalah pengecualian. Saya sudah mencoba beberapa strategi untuk menyatukan para siswa, tetapi sejauh ini tidak ada yang berhasil.

Pada masa itu, sebelum kesadaran (mindfulness) menjadi mainstream, saya selalu khawatir tentang sesuatu: pengajaran saya, esai yang saya tulis, cucu perempuan saya, kebun saya, percakapan belakangan dengan seorang teman. Tidak banyak yang diperlukan untuk membuka keran ansietas, dan begitu mengalir, ia bisa menarik sebagian besar area hidup saya ke dalam pusarannya.

Sekitar setengah jalan di sekitar blok sore itu, saya kebetulan menatap ke bawah dan melihat sehelai daun ara kering yang melengkung dengan anggun di trotoar. Itu bukan pertama kalinya saya melihat daun ara kering. Pohon-pohon ara raksasa berjajar di ambang lingkungan Berkeley kami. Tapi sore itu, alih-alih hanya memperhatikan, saya berhenti untuk mengapresiasi.

Daun itu tampak begitu indah, siap dalam posisi baletnya, melengkung dengan anggun ke atas, tangkainya memanjang beberapa inci, dan menancapka daun itu di trotoar. Saya berdiri selama beberapa menit untuk memperhatikan kerapuhan, kerenyahan, dan kehalusan daun itu. Kemudian saya melanjutkan perjalanan saya di sekitar blok.

Ketika saya tiba di rumah 10 menit kemudian, saya menyadari bahwa kebahagiaan yang telah meresapi saya ketika saya menatap daun ara itu masih bersama saya. Saya telah berhenti mengkhawatirkan kelas saya, dan tidak ada kekhawatiran lain yang muncul.

Saya pikir ini sangat menakjubkan. Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Sesuatu yang begitu kecil telah menopang kebahagiaan saya.

Dalam sekejap, saya menyadari bahwa saya mungkin secara tidak sengaja telah menemukan sesuatu yang penting. Transformatif! Dan saya memutuskan untuk mencoba meniru pengalaman saya itu.

Saya sangat senang sehingga dalam sekejap saya menjadi jelas dengan apa yang telah saya lakukan, dan membuat komitmen untuk melakukan latihan-latihan kecil selama 1 tahun penuh. Dan karena saya seorang penulis, saya memutuskan untuk menulis tentang pengalaman-pengalaman saya.

Itu adalah awalnya: sebuah hari biasa dalam perjalanan rutin yang tiba-tiba berubah menjadi portal menuju cara baru menjalani hidup saya. Saya memulai latihan saya dengan menyelaras setiap kali saya melihat sesuatu yang indah. Saya segera menyadari bahwa bukan keindahan spektakuler yang membuat saya paling bahagia, alih-alih, momen-momen kecil dari keindahan tak terdugalah yang mengirimkan gelombang kebahagiaan melalui saya.

Momen-momen yang saya temukan sendiri dan yang mungkin saya miliki sebelumnya bergegas muncul. Mungkin ada sedikit karat pada pipa, noda di trotoar, kelopak bunga yang dibuai dalam sehelai daun, biji-bijian di atas sepotong kayu lapuk, tirai anggun di ruang tamu, atau lekukan lembut sebuah mangkuk keramik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun