Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Teknologi Baru Daur Ulang Berskala Mikro

7 September 2021   19:46 Diperbarui: 7 September 2021   19:51 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Discover, March/April 2021, hlm. 16.

Veena Sahajwalla meluncurkan sebuah cara baru untuk mendaur ulang limbah elektronik yang melewatkan berton-ton transit dan membentuk kembali material-material di tempatnya. Sejak itu Sahajwalla menambahkan plastik ke dalam campuran, dan memperluas pabrik berskala mikronya ke seluruh Australia.

***

Teknologi baru melakukan daur ulang dalam skala mikro.

Tidak semua sampah harus dibuang. Sebagian besar dari 2,22 miliar ton sampah tahunan dunia berakhir di tempat pembuangan akhir atau tempat pembuangan terbuka.

Veena Sahajwalla, seorang ilmuwan material dan enjinir di Universitas New South Wales di Sydney, Australia, telah menciptakan solusi untuk masalah sampah masif kita: pabrik-pabrik limbah berskala mikro.

Pengolah sampah kecil ini, yang beberapa di antaranya berukuran 46 meter persegi,  menampung serangkaian mesin yang mendaur ulang limbah dan mengubahnya menjadi material baru dengan menggunakan teknologi termal.

Pendekatan all-in-one yang baru ini bisa membuat proses daur ulang kita sekarang ini tidak digunakan lagi.

Sahajwalla meluncurkan pabrik limbah mikro pertama di dunia yang menargetkan limbah elektronik, atau e-limbah (e-waste), pada 2018 di Sydney. Pabrik limbah mikro kedua mulai mendaur ulang plastik pada 2019.

Sekarang, kelompok laboratorium Sahajwalla bekerjasama dengan universitas dan mitra industri untuk mengkomersialisasi paten teknologi pabrik berskala mikro mereka.

Sahajwalla mengatakan bahwa suatu hari mesin-mesin berskala kecil itu akan memudahkan mereka untuk beroperasi dengan energi terbarukan, tidak seperti kebanyakan pabrik besar.

Pendekatan ini juga akan memungkinkan kota-kota untuk mendaur ulang sampah menjadi produk baru di lokasi, menghindari perjalanan panjang yang seringkali bahkan internasional, emisi tinggi di antara pengolah-pengolah daur ulang dan pabrik-pabrik manufaktur.

Dengan sebuah pabrik yang berskala mikro, tidak perlu lagi ada fasilitas terpisah untuk mengumpulkan dan menyimpan material-material, mengekstrak elemen-elemen, dan menghasilkan produk-produk baru.

Secara tradisional, pabrik-pabrik daur ulang memecah material-material untuk digunakan kembali dalam produk serupa, misalnya melelehkan plastik untuk membuat lebih banyak barang plastik.

Penemuan Sahajwalla mengembangkan gagasan ini dengan mengambil material-material dari sebuah produk lama dan membuat sesuatu yang berbeda.

"Pabrik berskala mikro baru ini sangat berbeda," kata Sahajwalla. Misalnya, pabrik berskala mikro itu bisa memecah HP lama dan monitor komputer dan mengekstrak silika (dari kaca) dan karbon (dari casing plastik), dan kemudian menggabungkannya menjadi kawat-kawat nano dari Silikon karbida.

Ini menghasilkan sebuah material keramik umum dengan banyak kegunaan industri. Sahajwalla menyebut proses ini sebagai "R yang ke-4," dengan menambahkan "Reform"("Reformasi") pada frasa umum "Reduce, Reuse, Recycle"("Reduksi, Gunakan Ulang, Daur Ulang").

Catatan:
Dalam rangka mensosialisasi penggunaan obat yang benar melalui Gerakan Keluarga Sadar Obat, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) membuat sebuah akronim, Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang).

***

Pada 2019, hanya 17,4 persen limbah elektronik yang didaur ulang, sehingga kemampuan untuk membentuk kembali atau mereformasi menawarkan perkembangan baru yang penting dalam tantangan mendaur ulang perangkat elektronik yang kompleks. "Kita bisa melakukan lebih banyak hal dengan material-material," kata Sahajwalla.

Daur ulang tradisional belum berhasil untuk setiap tantangan daur ulang. Sahajwalla dan timnya sudah bekerja untuk menginstal pabrik limbah berskala mikro berikutnya di kota Cootamundra Australia pada awal 2021, dengan tujuan untuk perluasan ke seluruh negeri selama beberapa tahun ke depan.

Kepustakaan
1. Whitten, Allison, Tiny Trash Factories, Discover, March/April 2021, hlm. 16.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 7 September 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun