Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Membedah Decaf

6 September 2021   21:56 Diperbarui: 6 September 2021   22:11 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kofi decaf. Sumber: Discover, July/August 2021, hlm. 12.

Menghilangkan kafein dari kofi* itu rumit, tapi prosesnya tidak banyak berubah dalam ratusan tahun terakhir.

*Saya konsisten menggunakan kata kofi alih-alih kopi, alasannya lihat artikel pertama saya di Kompasiana: Yuk, Minum Kofi.

***

Dua jenis biji kofi yang paling umum ditanam adalah Coffea arabica dan Coffea robusta. Spesies baru Coffea masih diidentifikasi pada tahun 2000-an. Pada 2008 dan 2009, peneliti dari Royal Botanic Gardens, Kew menyebutkan 7 spesies dari pegunungan Madagaskar utara, termasuk C. ambongensis, C. boinensis, C. labatii, C. pterocarpa, C. bissetiae, dan C. namorokensis. Pada 2008, 2 spesies baru ditemukan di Kamerun: Coffea charrieriana, yang bebas kafein, dan Coffea anthonyi.

Dengan menyilangkan spesies baru dengan kofi lain yang dikenal, 2 fitur baru mungkin diperkenalkan pada tanaman kofi yang dibudidayakan: biji tanpa kafein dan penyerbukan mandiri.

Tanaman kofi dibudidayakan di lebih dari 70 negara, terutama di wilayah khatulistiwa Amerika, Asia Tenggara, anak benua India, dan Afrika. Starbucks menyebut wilayah-wilayah ini sebagai coffee belt (sabuk kofi).

Pada 2018, Brasil adalah penumbuh biji kofi terkemuka, memproduksi 35% dari total kofi dunia. Kofi adalah komoditas ekspor utama sebagai ekspor pertanian legal terkemuka di banyak negara, salah satu komoditas paling berharga yang diekspor oleh negara-negara berkembang.

Dekafeinasi biji kofi dilakukan saat biji masih hijau. Banyak metode yang bisa  menghilangkan kafein dari kofi, tetapi semuanya melibatkan perendaman biji hijau dalam air panas (sering disebut "proses air Swiss") atau mengukusnya, kemudian menggunakan pelarut untuk melarutkan minyak yang mengandung kafein. Dekafeinasi sering dilakukan oleh perusahaan pengolahan, dan kafein yang diekstraksi biasanya dijual ke industri farmasi.

Kofi yang diseduh dari bubuk tertentu yang disiapkan dengan air keran mengandung 40 mg kafein per 100 gram dan tidak ada nutrisi penting dalam konsentrasi yang signifikan.  Namun, dalam espresso, kemungkinan karena jumlah zat padat tersuspensinya yang lebih tinggi, ada kandungan Magnesium, vitamin B, niasin dan riboflavin yang signifikan, dan 212 mg kafein per 100 gram bubuk kofi.

Tergantung pada jenis kofi dan metode persiapannya, kandungan kafein dalam satu porsi bisa sangat bervariasi. Kandungan kafein dalam secangkir kofi bervariasi terutama tergantung pada metode penyeduhan, dan juga pada varietas kofi. Menurut Basis Data Nutrisi Nasional USDA, secangkir "kofi yang diseduh dari bubuk" 240 mililiter mengandung 95 mg kafein, sedangkan espresso (25 ml) mengandung 53 mg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun