Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Eter: Medium Perambatan Gelombang Cahaya

15 Agustus 2021   04:02 Diperbarui: 15 Agustus 2021   07:38 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eter. Sumber: https://atcrump.com/2015/10/10/yet-another-day-in-the-ether/

Bagi Huygens kontradiksi ini sangat menentukan dan membuatnya meragukan kebenaran teori korpuskuler (cahaya sebagai partikel kecil).

Namun, keraguan saja tidak cukup bagi Huygens untuk mengembangkan sebuah hipotesis baru. Ini membutuhkan konsep dan ide baru yang bisa menjelaskan sifat cahaya dengan baik atau lebih baik.

Pada masa Huygens, para ilmuwan memiliki gagasan yang cukup bagus, meskipun tidak lengkap, tentang bagaimana gelombang merambat melalui udara dan air. Pengetahuan ini memungkinkan Huygens untuk menegaskan bahwa cahaya bukan bersifat partikel tetapi  gelombang.

Huygens lalu mempertanyakan, apa itu medium? Melalui mana cahaya bisa merambat? Air? Ya, cahaya bisa menembus air, namun merambat lebih baik melalui udara. Lalu, udara? Tidak, udara tampaknya tidak diperlukan untuk perambatan cahaya. Huygens menempatkan sebuah benda yang berbunyi di bawah sebuah bejana kaca dan memompa keluar udara dengan bantuan pompa vakum dari jenis yang ditemukan oleh fisikawan Inggris Robert Boyle.

Bunyi berhenti dirambatkan di bawah lonceng, dan ini menunjukkan bahwa bunyi itu merambat melalui udara. Tapi tidak peduli berapa lama udara dipompa keluar, tidak ada perubahan yang teramati pada jalur cahaya melalui bejana.

Huygens tidak bisa  membayangkan bahwa gelombang cahaya bisa merambat dalam ruang vakum, semua yang diketahui para ilmuwan tentang proses gelombang pada saat itu membuktikan fakta bahwa gelombang hanya bisa ada dalam suatu medium tertentu atau medium lainnya. Tapi apa medium ini, apa sifat-sifatnya? Tidak ada jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini.

Huygens menyebut medium itu bahan ethereal, tetapi dia tidak tahu bagaimana mendeteksi atau mengisolasi medium itu.

Benar bahwa Huygens menunjukkan seperti apa seharusnya eter agar gelombang cahaya bisa merambat melaluinya.
"...Partikel eter, meskipun kecil, pada gilirannya terdiri dari bagian lain yang lebih kecil lagi... kelenturan eter yang seperti pegas terdiri dari gerakan yang sangat cepat dari bahan halus yang menembus dari setiap sisi..."

Jadi, menurut pendapat Huygens, cahaya adalah gelombang yang merambat melalui eter; cahaya dan eter bisa dapat dipisahkan. Tapi apa eter itu sendiri, tidak jelas bahkan bagi Huygens.

Kepustakaan:
1. Steinhaus, A., The Nine Colours of Rainbow,  Sobolfy, D. (Transl.), MIR Publishers, Moskow, 1966.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 15 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun