Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fisika untuk Hiburan 21 (Panas): Kipas

30 Juli 2021   23:38 Diperbarui: 31 Juli 2021   00:40 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kipas lipat. Sumber: tangkap layar dari ecommerce

Ketika para wanita mengipasi diri mereka sendiri, mereka secara alami merasa sejuk. Orang-orang lain di dekat para wanita itu mungkin mengira bahwa kegiatan ini benar-benar tidak berbahaya bagi mereka, dan bahwa mereka hanya harus berterima kasih kepada para wanita yang mendinginkan udara itu. Mari kita lihat apakah ini benar-benar demikian.

Mengapa kita merasa lebih dingin saat mengipasi diri sendiri? Itu karena udara yang bersentuhan langsung dengan wajah kita menghangat. Lapisan udara tak kasat mata yang hangat inilah yang "memanaskan" wajah, atau dengan kata lain, mencegahnya mengeluarkan panas lagi.

Saat udara di sekitar wajah tidak bergerak, lapisan udara hangat ini secara bertahap didorong oleh udara yang lebih dingin dan lebih berat. Ketika kita mengipasi lapisan udara hangat ini, wajah kita bersentuhan dengan lebih banyak bagian baru dari udara yang tidak dihangatkan, yang melepaskan kehangatannya. Begitulah cara kita mendinginkan diri.

Kipas lipat. Sumber: tangkap layar dari ecommerce
Kipas lipat. Sumber: tangkap layar dari ecommerce

Akibatnya, ketika mengipasi diri, para wanita terus mengocok lapisan udara hangat, menggantinya dengan udara tak hangat. Bagian udara ini menghangat hingga terbawa pergi dan digantikan oleh bagian lain dari udara yang tidak dihangatkan.

Dengan demikian, berkipas mempercepat pencampuran udara dan membantu menyamakan temperatur di seluruh ruangan dengan cepat. Dengan kata lain, itu menyejukkan si pengipas dengan mengorbankan udara dingin yang menyelimuti orang lain yang berdekatan.

Ada satu keadaan lagi dari pentingnya berkipas, yang akan diuraikan di bawah ini.

Angin. Sumber: www.lambrecht.net
Angin. Sumber: www.lambrecht.net

Mengapa Angin Membuat Kita lebih Dingin?
Banyak orang yang tahu bahwa dalam cuaca yang tenang, embun beku tidak menggigit separah yang terjadi pada cuaca berangin. Namun, tidak semua orang menyadari dengan jelas mengapa demikian.

Hanya makhluk hidup yang lebih merasakan dingin dalam cuaca berangin. Penunjuk pada termometer sendiri tidak turun, yang berarti temperaturnya sama pada cuaca yang tenang maupun berangin.

Alasan orang merasakan dingin yang begitu tajam pada hari yang berangin dan dingin adalah, pertama-tama, karena dibandingkan dengan cuaca tenang, angin membawa pergi lebih banyak kehangatan dari wajah dan dari tubuh orang itu secara umum, ketika lapisan udara yang menyelimuti tubuh dihangatkan oleh tubuh tidak begitu cepat digantikan oleh bagian baru dari udara dingin.

Jika angin semakin kuat, semakin besar pula massa udara yang bersentuhan dengan kulit Anda setiap menit dan, akibatnya, semakin besar jumlah kehangatan yang dibawa pergi dari tubuh Anda setiap menit.

Tapi masih ada alasan lain. Kulit kita selalu mengeluarkan kelembapan, bahkan di udara yang dingin. Untuk berkeringat tubuh kita harus dihangatkan. Kehangatan ini berasal dari tubuh kita dan dari lapisan udara yang menyelimutinya.

Ketika udara tenang, keringat akan lambat karena lapisan udara yang berdekatan dengan kulit segera jenuh dengan uap. Di udara lembap, penguapan tidak begitu intensif, tetapi ketika udara di sekitarnya bergerak dan semakin banyak bagian baru dari udara yang bersentuhan dengan kulit, keringat menjadi lebih banyak, membutuhkan banyak panas yang diambil dari tubuh.

Seberapa besar efek pendinginan angin? Itu tergantung pada kecepatan angin dan temperatur udara. Berbicara secara umum, itu jauh lebih penting daripada yang biasanya dipikirkan. Ilustrasi berikut menunjukkan seberapa besar angin mengurangi temperatur kulit tubuh.

Misalkan temperatur udara 4C di atas nol dan tidak ada angin, maka temperatur kulit tubuh adalah 31C. Angin sepoi-sepoi dengan kecepatan 2 m/s, di mana bendera hampir tidak melambai dan daun tidak berdesir sama sekali, akan mendinginkan kulit hingga 7C.

Angin yang menyebabkan bendera melambai, yaitu angin dengan kecepatan 6 m/s, akan mendinginkan kulit sebesar 22C menjadi hanya 9C di atas nol!

Akibatnya, untuk menakar seberapa besar pengaruh embun beku terhadap kita, tidaklah cukup hanya dengan mengukur temperatur saja, kita harus memperhitungkan kecepatan angin juga.

Embun beku dengan temperatur yang sama lebih sulit untuk ditahankan di Leningrad daripada di Moskow, karena kecepatan angin rata-rata di Pantai Baltik adalah 6 m/s, sedangkan di Moskow hanya 4,5 m/s.

Lebih mudah lagi menahankan embun beku di dekat Danau Baikal, di mana kecepatan angin rata-rata hanya 1,3 m/s.

Itulah sebabnya embun beku Siberia Timur yang terkenal itu jauh lebih lembut bagi kita, yang terbiasa dengan angin Eropa yang relatif kuat.

Siberia Timur berbeda karena hampir tidak ada cuaca berangin, terutama di musim dingin. Ini saja sudah cukup untuk membuat Anda merasa kedinginan.

Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 30 Juli 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun