Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips agar Betah di Rumah

10 Juni 2021   09:32 Diperbarui: 10 Juni 2021   09:32 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.vectorstock.com

Kegiatan di rumah.

Di tengah pandemi yang tak kunjung berhenti, orang-orang, termasuk saya, Work from Home/WFH (Bekerja dari Rumah), memasak sendiri di rumah ketimbang makan di luar, berkomunikasi secara daring ketimbang bertatap muka, anak-anak bersekolah dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Daring, dsb, saya melihat bahwa sangat relevan saya membuat Tips agar Betah di Rumah ini.

Rumah adalah tempat tinggal hati, jadi kita tinggal di tempat hati kita tinggal.
Tetapi, kenapa ada orang yang tidak betah tinggal di rumah?

Jika rumah adalah tempat tinggal hati kita, tetapi kita sendiri tidak betah, mengapa kita masih tinggal di sana? Apakah karena keinginan untuk tinggal di tempat lain yang menurut kita lebih baik? Di sini ada dua pilihan, lupakan tempat tinggal lain itu atau segera pindah ke sana.

Seorang anak peternak sapi baru saja memerah seember susu sapi. Dia duduk bersila, meletakkan ember susu di depannya, menatapnya, lalu mulailah dia berangan-angan:

"Aku akan minta izin kepada ayah untuk menjual susu ini dan menabung uangnya. Pasti ayah akan izinkan karena toh ini hanya seember dari puluhan bahkan ratusan ember susu yang kami perah setiap hari. Uang ini akan kukumpulkan terus setiap hari dari hasil penjualan seember demi seember susu, karena aku ingin punya sapi sendiri, 5 ekor.

Kalau uangku sudah cukup, aku akan membeli seekor anak sapi.

Selanjutnya, kubeli seekor lagi.
Selanjutnya, kubeli seekor lagi.
Selanjutnya, kubeli seekor lagi.
Selanjutnya, kubeli seekor lagi.
Setelah punya 5 ekor anak sapi, aku tidak usah menjual susu lagi.

Aku tinggal merawat anak sapiku sampai besar dan YAY! aku punya 5 ekor sapi dewasa!"

Angan-angan ini pupus bersama tertendangnya seember pertama susu yang hendak dijualnya. Dia disuruh ayahnya untuk kembali memerah susu sapi tanpa punya kesempatan untuk meminta izin sang ayah.

Cara berpikir anak ini sering menjadi cara berpikir orang tentang rumahnya. Ketika masih tinggal di rumah kos, dia ingin pindah ke rumah kontrakan, ketika sudah mampu membayar rumah kontrakan, dia ingin membeli rumah sendiri, dst, sebuah never ending story. 

Artinya dia tidak pernah tinggal secara real-time, tapi di masa depan. Inilah yang menjadi landasan berpikir saya untuk menulis artikel Tips agar Betah di Rumah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun