Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa dalam Beberapa Bahasa untuk Pergaulan

9 Juni 2021   08:36 Diperbarui: 9 Juni 2021   09:10 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari: www.tegelspreuken.nl

Semakin banyak orang, semakin banyak pula sukacita (Hoe meer zielen, hoe meer vreugd).

Dalam pergaulan sehari-hari, seseorang harus memperhatikan di lingkungan mana dia berada, dengan siapa dia berinteraksi, dan menjaga budi pekerti dan tatakramanya. Ada peribahasa dalam beberapa bahasa untuk pergaulan yang bisa diaplikasikan.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Lebih dari 2.300 tahun yang lalu, peribahasa ini telah diucapkan oleh Zhuangzi sebagai berikut: Saya telah belajar dari Sang Guru: Ketika engkau pergi ke sebuah tempat yang asing, ikutilah adat istiadatnya.

Di Minangkabau: Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah. Orang Batak memiliki: Dalihan na Tolu sebagai filosofi atau wawasan sosial-budaya yang menyangkut masyarakat dan budaya Batak. Dalam bahasa Karo: Rakut sitelu, kadang-kadang juga disebut daliken sitelu. Untuk penjelasannya, harap cari secara daring.

Jadi: Kalau pandai meniti buih, selamat badan sampai ke seberang (Orang yang pandai menjaga diri tentu akan selamat dalam hidupnya).  

Dalam pergaulan dan komunikasi dengan orang yang lebih tua, kita telah dibekali dengan peribahasa Jawa: mikul dhuwur mendhem jero yang dimaknai sebagai: menghormati orang tua dan menjunjung tinggi nama baik orang tua, serta tidak menonjolkan segala kekurangan orang tua. Dalam pergaulan dan komunikasi pada umumnya, tepo seliro (tenggang rasa) sangat diperlukan agar jangan sampai menyinggung perasaan orang lain.

Dalam mengerjakan bersama sebuah pekerjaan, kita bisa berpedoman pada: Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Hasil kerja sama ini di dalam bahasa Mandarin ini disebut: you fu tong xiang, you nan tong dang (ada rezeki dibagi/dinikmati bersama, ada kesusahan ditanggung bersama).

Toleransi dan perasaan kebersamaan ini dalam bahasa Minang: Lamak di awak katuju di urang (setiap hal yang bermanfaat yang kita lakukan haruslah memberikan manfaat juga kepada orang lain).

Indahnya kebersamaan dalam susah maupun senang ini tampak dari: Mangan ora mangan kumpul (Makan tak makan asal kumpul), tapi jangan dijadikan alasan untuk malas bekerja, karena sudah ada peribahasa: Rajin pangkal pandai, yang maknanya tidak berhenti hanya sampai di "pandai," lihat artikel saya: Peribahasa Dalam Beberapa Bahasa untuk Pembelajaran.

Dalam bahasa Belanda ada: Hoe meer zielen, hoe meer vreugd (Semakin banyak orang, semakin banyak pula sukacita), lihat foto judul. Membantu orang lain jangan sampai menyusahkan diri kita sendiri. Dalam bahasa Inggris: Fill you own cup first, then others' (Isi terlebih dulu cangkir Anda, baru cangkir orang lain) yang berpadanan dengan peribahasa Karo: Demi lebe tumbanta baru ku tumba kalak).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun