Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips agar Fokus: Hanya Dua

9 Juni 2021   02:15 Diperbarui: 9 Juni 2021   02:15 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari: http://annettestanton.com/connected-mindset-this-focus-skill-may-make-all-the-difference-for-you-right-now/

Fokus.

Saya pernah menghadiri beberapa pameran dagang internasional, dan saya mengamati sesuatu yang menurut saya cukup menarik.

Di satu sisi, beberapa orang tidak mengetahui dengan jelas mengapa mereka berada di sana. Ini bisa mencakup eksibitor sendiri maupun pengunjung, contoh:

- Dengan menyewa booth untuk memamerkan produknya, para eksibitor dari pabrik besar maupun kecil jelas memiliki target menjaring para importir (pembeli potensial), namun beberapa eksibitor, utamanya yang menyewa tenaga harian untuk membantu staf pabrik mereka yang berada di dalam booth, dan staf itu sedang berada di luar booth (entah karena pergi makan, ke toilet, atau ada keperluan lain. Jangankan staf pabrik sendiri yang kadang-kadang tidak memiliki cukup product knowledge, apa yang bisa diharapkan pengunjung dari tenaga harian yang bukan karyawan pabrik itu?

- Beberapa pengunjung.  

Orang-orang ini mudah dikenali, terutama di event besar seperti itu, karena mereka  berkeliaran dengan mata yang berkaca-kaca.

Di sisi lain, saya juga melihat tipe orang yang berbeda di event tersebut. Orang ini berjalan dan dengan sengaja mengunjungi sebuah booth pameran dengan produk yang dia minati, mengajukan pertanyaan jika perlu, menyelesaikan agendanya di sana, lalu pindah ke booth lain. Mereka, orang fokus ini, sering terlihat lelah, tetapi tidak pernah kebingungan.

Karena tertarik dengan dikotomi ini, saya pun lalu berkenalan dan mewawancarai beberapa dari setiap tipe orang di atas, dan menemukan perbedaan berikut, yang sekarang saya tulis sebagai tips agar fokus.

1. Perencanaan yang Jelas dan Matang
Orang yang memiliki tujuan biasanya memiliki senarai hal-hal yang ingin mereka lakukan di event itu, yang telah mereka susun sebelum mereka tiba di sana. Orang yang kebingungan juga ada di sana karena bos mereka yang mengirim mereka.

Orang yang memiliki tujuan mengumpulkan informasi yang hanya berkaitan dengan butir-butir dalam senarai mereka. Orang yang kebingungan biasanya membawa lebih banyak dokumen dan informasi (brosur, leaflet, katalog, dsb) dan menyimpan semua yang ada di tangan mereka.

Orang yang memiliki tujuan, ketika ditanya apa pendapatnya tentang pameran tersebut, biasanya menjawab dengan sesuatu seperti: sangat produktif, sudah membuat beberapa kontak untuk dihubungi lebih lanjut sepulangnya dia ke negara asalnya, belajar banyak, menemukan banyak peluang baru, menyenangkan, dsb.

Orang yang kebingungan, ketika ditanya pendapatnya tentang pameran itu, biasanya menjawab dengan beberapa hal berikut: senang, baik-baik saja, pameran yang besar.  

2. Sengaja
Intinya, jika Anda tidak memiliki tujuan untuk melakukan sesuatu, jangan lakukan itu, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional Anda. Jika Anda tidak melakukan sesuatu dengan sengaja, maka Anda tidak hidup dengan tujuan.

Inilah sebabnya mengapa kita terkadang merasa kewalahan atau tidak fokus. Ketika Anda melakukan sesuatu dengan sengaja, baik kegiatan bisnis maupun pribadi, Anda merasa bersemangat, masalah tidak menghentikan Anda, Anda merasa makbul, Anda mencapai lebih banyak dengan sedikit upaya, dan Anda menemukan bahwa hidup jauh lebih menyenangkan. Jadi, nonaktifkanlah autopilot dan mulailah hidup dengan sengaja.

Itu adalah tips agar fokus dengan menyadari eksistensi diri.

Jonggol, 9 Juni 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun