Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Makmur dan Santun: Kontes Makan Sambal Pedas Level 10

24 April 2021   21:00 Diperbarui: 30 April 2021   04:52 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diadaptasi dari: https://manado.tribunnews.com/2018/09/23/karakteristik-pecinta-pedas-menurut-penelitian-kamu-termasuk?page=all

Saya introduksi lebih dulu.
Makmur dan Santun adalah 2 remaja kakak beradik dari keluarga pasangan Pak Gember (gembel berada/gembel yang punya banyak uang namun bermentalitas gembel) dan Bu Mobani.

Sebelum terjadi pandemi Covid-19, Makmur dan Santun pernah mengikuti kontes makan sambal pedas level 10 yang diselenggarakan oleh Restoran Geprek Bengy (Benar-benar Doggy).

Di babak final, inilah hasil akhirnya:
Juara III:
Jerome, rekor: 7 piring, tapi saat penyerahan piala dan uang hadiah, dia tidak bisa hadir karena sudah 2 minggu dirawatinap di rumahsakit akibat diare berat.

Juara II:
Santun, datang mengambil piala dan uang hadiah, walau dalam keadaan diare.

Nih dia nih:
Juara I:
Makmur, kelihatan biasa-biasa saja saat serah-terima piala dan uang hadiah. Keesokan harinya, Makmur dilaporkan oleh adiknya ke pihak Bengy sehingga akhirnya diputuskanlah bahwa Makmur hanya berhak meraih gelar Juara II, karena, sesuai laporan Santun, si Makmur ternyata mengalami.......  ambeian akut superparah.

BONUS
Saya sudah mempersiapkan total 3 cerita humor Makmur dan Santun. Tadinya saya pikir saya tayangkan dalam 3 artikel terpisah, tapi karena isinya singkat-singkat, saya gabungkan saja ketiga cerita itu.

2. Pamer Sepatu
Ke mana pun mereka pergi, Makmur dan Santun selalu membahas 1 topik yang sama dengan suara yang agak keras agar didengar orang-orang: koleksi sepatu mereka yang hanya beberapa pasang.

Pokok bahasannya itu-itu saja, kalau merek A, size USnya segini, size UKnya segitu. Tampaknya mereka membangun dunia eksklusif mereka dengan asumsi bahwa topik yang mereka ulang-ulang itu "superpenting" dan tak dipahami orang lain, hingga suatu hari, om mereka, yang bosan mendengar celotehan mereka, menyelutuk:
"Koleksi apa kalian bilang?"
"Sepatu bermerek om," sahut Makmur dan Santun secara serentak.
"Emang ada sepatu yang nggak bermerek?" sela si om.
Kali ini, dengan nada agak kesal si Makmur yang menjawab: "Maksudnya branded gitu lho om." Seakan omnya nggak ngerti apa-apa.
"Oh," kata si om, "Tapi bukannya yang kalian koleksi itu cuma KAIN dan KARET?"
Hilanglah kesabaran si Makmur, kekesalannya pun memuncak, dan keluarlah aslinya (menganggap orang lain tidak mengerti topik bahasannya yang "superpenting" itu).
"Om nggak tau, kalau sepatu-sepatu itu disimpan bertahun-tahun, harganya bisa meroket," jawab Makmur tanpa bisa menutupi lagi kekesalannya.
Si om, "Sebenarnya kalian mau mengoleksi atau menjual sepatu?"
Makmur dan Santun: "?!;'$¢$$$##¿"

3. Ke Singapura
Bu Mobani, ibunda Makmur dan Santun, sudah beberapa kali didesak oleh anak-anaknya: "Mami, ini sudah liburan sekolah lagi, kapan jadinya kita ke Singapura? Paspor kami sudah diterbitkan 2 tahun yang lalu, tapi nggak pernah-pernahnya kami ke luar negeri." Bu Mobani yang tak tahan lagi dengan desakan anak-anak kesayangannya, akhirnya mengambil giliran mendesak suaminya, pak Gember.

Makmur dan Santun senang bukan main, karena papi mereka memutuskan sbb:
Mereka ditugaskan membooking tiket pesawat promo dengan harga termahal tak lebih dari sekian Rupiah, sekaligus membooking kamar apartemen termurah di Singapura untuk 2 malam. Pada hari-H, berangkatlah mereka sekeluarga ke Singapura, dan selama di sana bu Mobani memasak sendiri makanan mereka (pop mie yang dibawa dari Indonesia).

Yang terpenting bagi mereka adalah membawa pulang foto-foto yang membuktikan bahwa mereka sudah ke Singapura, kaos 3 for S$ 10 asal Bandung bertulisan "I ❤ Singapore," dan si Makmur dan si Santun jadi punya kebiasaan baru setiap kali ngobrol dengan teman-teman mereka, yaitu memulai dengan   kalimat "keren": "Waktu gue di Singapur......"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun