Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Biarkanlah Kata "Salah" Hanya di dalam Kamus: Mengapa Ayam Menyeberangi Jalan? Versi 1.1

9 April 2021   19:00 Diperbarui: 29 Agustus 2021   18:33 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayam Menyeberangi Jalan.

dokpri
dokpri
Dokpri
Dokpri
Setiap orang selalu menganggap bahwa dia sendirilah yang paling tahu apa yang terbaik bagi dirinya di bawah kondisi dia sendiri.
Ini berarti bahwa kita tidak bisa menyalahkan orang lain dengan pendapatnya sendiri, kecuali jika pendapat itu memang tidak benar (misalnya mengatakan bahwa 2 + 2 tidak = 4). Kalau orang tersebut masih membuat-buat alasan bahwa pendapatnya benar, abaikan saja dia.

Ini karena apa yang benar dan apa yang salah sudah disepakati bersama (maksud saya oleh orang-orang dulu dan kita ikuti sekarang).
Konsekuensinya, kalau kita tidak bisa menerima pendapat tertentu dari orang tertentu, termasuk anak-anak, selagi pendapat itu tidak melanggar kesepakatan yang sudah dibuat (ini harus dipikirkan lebih lanjut), biarkanlah dia dengan pendapatnya itu sendiri, dan biarkan kata "salah" hanya berdiam di rumahnya, kamus!

Geguyon di bawah ini akan menjelaskan semuanya.

Dulu ada pertanyaan teka-teki, "Mengapa ayam menyeberang jalan?" Jawaban yang disepakati seragam (hanya satu), "Supaya sampai ke seberang."

Bagaimana dengan zaman now?
"Tergantung siapa yang akan menjawab pertanyaan itu."

Kita mulai kernel naratif ini. Sumbangsaran para pembaca via komentar akan saya jadikan tambahan ke Mengapa Ayam Menyeberang Jalan Versi 1.1 ini. Masih versi 1.1 karena baru satu kali mengalami penambahan dari teman-teman.

Catatan:
Definisi  kernel naratif dan naratif evolvabel bisa dilihat dalam artikel saya Pojok Koin Johan Japardi, Bagian 1 (Bilingual).

Semua jawaban benar menurut yang menjawab, walaupun mungkin tidak bisa diterima oleh orang lain. 

1. Pak Polisi:
"Bapak bisa kasih saya waktu 10 menit? Biar saya... interogasi dulu ayam itu."
2. Eyang Asmuni Sinaga:
"Sewaktu kami muda dulu nak, kami cukup dikasih tau bahwa ada ayam menyeberang jalan. Tak pernah kami tanya 'mengapa'?"
3. Pakde Satu Batu (Einstein):
"Sebenarnya ayam itu yang bergerak ke arah seberang relatif berlawanan arah dengan jalan, atau jalan itu sendiri yang bergerak relatif berlawanan arah dengan gerakan ayam? Semuanya tergantung dari titik acuan dari mana kita mengamati." (Jawaban ini universal, walau membingungkan).
4. Setelah KUHP baru disahkan.
Hakim:
"Denda Rp. 10 juta untuk terdakwa yang ayamnya memasuki pekarangan penggugat."
Terdakwa (si pemelihara ayam yang berkeliaran ke rumah si penggugat, tetangganya):
"Oh nggak bisa pak, lah wong ayamnya ditangkap, dipotong, lalu dimasak oleh yang punya pekarangan. Dia dong yang semestinya didenda."
5. Ayam itu sendiri (bukan dengan interogasi):
"Tadi kata bi Nurhaida Abdulrahman lapar dia, disuruhnya aku membeli bakso di Sungei Kepayang, lupa pula dia mengasih duitnya, terpaksalah balek aku dulu menjemputnya."
6. Nurhaida AR: "Ah, bohong itu, mana ada kusuruh ayam Wan Rajo membeli bakso, sedangkan kami baru memasak bakso di rumah."
7. Kapten Kirk (Star Trek): "Untuk pergi dengan berani, ke tempat-tempat yang belum pernah didatangi oleh ayam-ayam yang lain."
8. Kolonel Sanders (KFC): "Kalian semua bercanda ya? Kalau di KFC ini berani kujamin, kalau nggak dalam keadaan tergoreng, pasti semua ayam sudah terpotong. Dari mana jalannya ada ayam lepas?"
9. Wan Rajo: "Itu ayamku, kulihat dia terlalu gemuk, jadi kusuruhlah dia berolahraga biar langsing dia sedikit."
10. Wak Samuel Sitohang: "Hahaha, ayam si Wan Rajo itu termakan hoaksku, tadi kubilang sama dia banyak jagung dan padi di seberang."
11. Tok Laut: "Ah, kurasa ayam itu tenggen. Tadi, dengan mata kepalaku sendiri, kutengok si Samuel Sitohang, Asmuni Sinaga, dan Wan Rajo sendiri memberi ayam itu minum kamput tiga gelas setengah. Kasihan banget."
Tenggen = mabuk. Kamput = sejenis miras.
12. Hanung Bramantyo: "Cut, cut, cut, kami sedang menyuting film "The Run-away Chicken."
13. Bang Togap: "Mengapo tak kalian keluarkan dari tadi tambulku?"
Tambul = lauk minum tuak.
14. Tuah Hamzah: "Kalian semua keliru, itu ayamku, sengaja kulepas. Kalian pun hendaknya jangan lagi memelihara ayam ya? Besar dendanya.
15. Katedrarajawen: Omong kosong, saya tidak tahu ayam itu menyeberangi jalan.
16. dst ...................

Kalau begini ceritanya, kita potong sajalah ayam itu ya?

Menunggu partisipasi Anda.

Addendum Pascatayang:
Partisipasi tambahan mulai dari No. 15.

Jonggol, 9 April 2021

Johan Japardi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun