Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Relativitas Posisi Kata dalam Bahasa Indonesia

3 April 2021   17:00 Diperbarui: 24 April 2021   07:36 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Door Duisternis tot Licht (Melalui Kegelapan Menuju Terang), itulah judul buku kumpulan surat tulisan R.A. Kartini yang dibukukan oleh J.H. Abendanon dan diterjemahkan sebagai “Habis Gelap Terbitlah Terang” oleh Armijn Pane dan diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1922.
Di sini terlihat kepiawaian bapak Armijn Pane dalam memermanis kata-kata.

Selanjutnya, terjemahan kalimat berbahasa Latin, Mens sana in corpore sano (Sebuah pikiran yang sehat di dalam sebuah tubuh yang sehat) dipermanis menjadi “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat."

Saya tidak mempersoalkan keakuratan terjemahan ini, namun telah terjadi penyungsangan letak kata “mens” (jiwa) dengan “corpore” (tubuh) sehingga pembaca yang tidak memeriksa bahasa Latinnya bisa menyangka bahwa “mens” adalah “tubuh” dst., kecuali jika dia mengaitkan dengan “corpore” yang dari contoh-contoh lain jelas-jelas bermakna “tubuh.”

Tampaknya lama-lama penyungsangan ini berubah menjadi sebuah kebiasaan dan menimbulkan kebingungan.
Contoh:
Kata dasar “atas” bisa dibentuk menjadi “mengatasi.’ Jika dihayati, makna alternatif kata ini adalah menjadi atasan. Jika kita mengecek di KBBI, alih-alih “mengatasi” atau “menjadi atasan,” malah ada kata “membawahkan,” dengan makna menempatkan (sesuatu) di bawah; memegang pimpinan; atau mengepalai.

Demikianlah, makna sungsang ini merembes ke kata-kata kerja lain: father (mengayahi) menjadi memperanakkan, parent (mengorangtuai) menjadi mengasuh anak, dan lain-lain.

Apakah perlu kita mengoreksi penyungsangan ini? Kapan?

Jonggol, 3 April 2021

Johan Japardi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun