Mohon tunggu...
Rendy Satrio
Rendy Satrio Mohon Tunggu... -

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Indri Widiyanti Menghidupkan Ekspor Craft Kulon Progo

20 November 2017   18:57 Diperbarui: 21 November 2017   07:40 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang Javanesia, tentu kita ingat kejayaan Susmirah ibu dari Indri. Raja craft asal Salamrejo, Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.Ia telah merintis industri aneka kerajinan dengan bahan baku daun gebang, dan menjadikan Desa Salamrejo Sentolo Kabupaten Kulonprogo, sebagai sentra kerajinan daun gebang. Bukan saja tas,yang telah ia produksi untuk mendobrak pasar craft duniaa., tetapi juga topi, keranjang, plismet, tetapi juga karpet.

Kejayaan Susmirah, dua puluh tahun silam memang meredup beberapa tahun terakhir ini. Karena faktor kelelahan, mengurus usaha di usia tua. Tetapi kini, muncul Susmirah Yunior, generasi kedua Javanesia, yakni putri kedua Susmirah, Indri Widiyanti.

Akumsi Fakultas Sastra dan Bahasa, Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, ini tak kalah moncernya dengan sang ibu. Dua tahun ini, ia fokus membangun pasar aneka tas daun gebang ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, jepang, Thailand, dan Australia.

Tak tanggung tanggung, ia kini memiliki order rutin ke Amerika Serikat, tiap tiga bulan sekali. All bag, aneka tas karyanya, berbalut kain batik, atau manik manik, dan kulit. Menjadi incaran pasar asing, sepenuhnya. Karena pasar dalam negeri hanya menyerap 10 persen dari total penjualannya.

Kerajinan tas berbahan daun gebang telah dirilis Indri sejak tahun 1974 di Salamrejo,Sentolo,Kulon Progo.Indri membuat hal yang berbeda dengan memadukan tas daun gebang dengan manik-manik,kulit hingga dikolaborasi dengan dengan batik.Kata Indri beberapa pasar mancanegara menjadi pelanggan rutin produk kerajinan tas daun gebang buatannya.misalnya Australia,Singapura hingga Korea Selatan.kata Indri pelanggannya dari Korea Selatan lebih suka tas  yang di kolaborasikan dengan batik.

Harga yang di banderol mulai dari 200.000 sampai 500.000.setiap 3 bulan dapat memproduksi tas dengan hasil sebanyak 1500 jenis anyaman,sedangkan dengan tenun dapat memproduksi sebanyak 22biji.Mungkin kreatifitas yang dimiliki Indri Widiyanti menurun dari ibunya yang telah merintis industri aneka kerajinan dengan bahan baku daun gebang, dan menjadikan Desa Salamrejo Sentolo Kabupaten Kulonprogo sebagai sentra kerajinan.

salam Rendy Satrio 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun