Mohon tunggu...
Djodi Sambodo
Djodi Sambodo Mohon Tunggu... Penulis - Writing is for fun.

Just imagine one day meet Forrest Gum and run together...keep goin' run.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menentukan Titik Rapuh Sebuah Logam

4 Juli 2017   10:09 Diperbarui: 4 Juli 2017   10:59 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah mendengar kisah penyebab tenggelamnya kapal Titanic pada tanggal 10 April 1912? Beberapa temuan membuktikan bahwa telah terjadi kesalahan dalam pemilihan material. Material baja dan paku keling yang digunakan sebagai dinding kapal dan penyambung, tidak cukup kuat menahan benturan gunung es pada suhu minus 2 derajat celsius. 

Begitu juga dengan persenjataan perang pasukan Hitler saat perang melawan Rusia pada tahun 1941 -1942. Senjata tangan menjadi rapuh dan artileri macet karena baut dan jarum penembaknya patah karena kondisi cuaca saat perang tersebut terjadi pada musim dingin dengan temperatur -10 sampai -30 0C di bawah nol derajat celcius yang menyebabkan pasukan Jerman menderita kekalahan yang sangat fatal.

Pada temperatur dingin, di bawah nol derajat umumnya logam mudah rapuh atau brittle. Untuk melihat ketangguhan sebuah logam pada temperatur rendah harus dilakukan pengujian kejut (charpy impact). Pengujian yang dilakukan ternyata memperlihatkan temperatur transisi dari patah ulet ke rapuh material baja yang digunakan sebagai pelat dinding Titanic adalah 32 0C sedangkan bila dibandingkan dengan baja modern ASTM 36 yang memiliki komposisi kimia yang mendekati sama dengan baja Titanic temperatur transisinya adalah -27 0C sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 1 yang bersumber dari tulisan Katherine Felkins dkk, The Royal Mail Ship Titanic: Did a Metallurgical Failure Cause a Night to Remember?

                                                                       Gb. 1. Temperatur Transisi Patah Ulet dan Brittle ASTM 36 dan Titanic

Dengan demikian baja Titanic sangat rentan atau lemah bila digunakan pada temperatur rendah, dimana bila dilihat perpatahannya adalah patah rapuh atau brittle seperti yang diperlihatkan pada Gambar2. Patah rapuh baja Titanic terlihat langsung terbelah dua dengan sedikit deformasi, dibandingkan dengan baja modern yang tidak langsung terbelah dua tetapi masih ada bagian yang bengkok dan menyatu ulet ketika dihantam mata pendulum alat uji kejut (impact).

gb2-595b116b97a0a0144b1a71c2.jpg
gb2-595b116b97a0a0144b1a71c2.jpg
                                                                       Gb. 2. Patah Rapuh Baja Titanic dan Patah Ulet Baja Modern

Kekalahan Jerman melawan Rusia pada saat musim dingin selain fisik yang menurun tajam, juga disebabkan senjata logam mudah rusak karena rapuh, banyak senjata yang tidak berfungsi ketika akan digunakan untuk menembak lawan. Seperti halnya dengan kapal Titanic, material logam akan rapuh pada saat digunakan di tengah cuaca yang dingin. Oleh karena itu belajar dari pengalaman material yang ketangguhannya berkurang ketika digunakan pada temperatur rendah, pengujian impact sangat diperlukan. Bahkan beberapa standar seperti ASTM, API, ASME dan JIS mempersyaratkan bahwa setiap pabrik yang memproduksi bejana tekan, pipa dan konstruksi harus melakukan pengujian impact.

 PT Ostenco Promitra Jaya, sebagai pemasok alat-alat pengujian laboratorium dengan merek Hung Ta asal Taiwan, menyediakan alat uji Impact antara lain HT-8041A Charpy Impact Testing Machine dan HT-8041B IZOD Impact Testing Machine sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 3. Perbedaan dari kedua jenis uji kejut ini adalah dari posisi letak sampel. Untuk uji charpy, benda uji diletakkan secara mendatar (horizontal), sedangkan untuk izod, posisi sampel diletakkan tegak (vertical) dengan satu sisinya saja yang dijepit. Gambar 3. memperlihatkan juga perbedaan posisi uji impact.

gb3-595b119c4d66910bce4ab402.jpg
gb3-595b119c4d66910bce4ab402.jpg
                                                                                       Gb. 3. Alat Uji Impact Charpy dan Izod

Pengujian kejut (impact) yang dilakukan terhadap material logam dengan simulasi suhu lingkungan kerja yang berbeda-beda akan diperoleh titik peralihan kekuatan rapuh dan uletnya seperti yang digambarkan pada Gambar 1. PT Ostenco Promitra Jaya telah berkomitmen untuk dapat mempersiapkan alat pengujian yang dapat membantu dalam pemilihan material logam yang sesuai dengan temperatur kerjanya yaitu berada jauh di atas titik rapuhnya. *)3juli17, email: djodi@ostenco.co.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun