Tulisan ini mencoba untuk membedah cara berpikir dari sebagian anak bangsa yang melakukan aksi perlawanan dan meminta Pemerintah Daerah kabupaten Tuban, Jawa Timur untuk melakukan perobohan terhadap patung dewa Kwan Sing Tee Koen. Padahal kondisi yang selama ini terjadi tidak ada keberatan satupun warga lokal di Kabupaten Tuban yang sebagian besar dari kaum Nahdiyin NU terhadap keberadaan patung dewa Kwan Sing Tee Koen (http://www.infomenia.net/2017/08/viralkan-inilah-penjelasan-konflik.html).Â
Apa yang menjadi dasar mereka keberatan terhadap keberadaan patung dewa Kwan Sing Tee Koen milik umat Konghucu? Bukankah mereka paham kalau agama Konghucu merupakan salah satu agama resmi yang diakui di Indonesia yang kedudukannya sama dengan Agama resmi yang lain. Bukankah secara historis keberadaan vihara milik umat Konghucu sudah ada tersebar di seantero Indonesia sejak sebelum indonesia merdeka? Bukankah secara sosiologis, hubungan toleransi antara umat Islam dengan umat Konghucu di Tuban sudah terbina harmoni sejak ratusan tahun yang lalu tanpa kendala apapun?
Apakah mereka paham jika upaya merobohkan patung dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjadi keyakinan umat Konghucu sama saja mengusik kebangsaan dan keyakinan agama pihak lain yang tentunya sudah tidak sesuai lagi dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika? Apakah mereka paham bahwa Negara Kesatuan Republik  Indonesia (NKRI) adalah Negeri Kebangsaan yang multikultural?
Bagaimana jika mereka punya keyakinan beragama lantas bangunan dari keyakinan mereka dirobohkan? Mencobalah untuk intropeksi total, memahami kedewasaan berpikir, tidak arogan, tidak egois dan ingin mencari kemenangan sendiri sebelum mereka bersiap untuk mau merobohkan patung dewa Kwan Sing Tee Koen. Sebab ketika mereka merobohkan patung dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjadi keyakinan umat Konghucu, maka tindakan rasis vandalis mereka sama saja dengan mereka telah melukai hak keyakinan beragama dari saudara anak bangsa kita sendiri yang menganut Konghucu.
Jika alasan mereka karena Dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjadi keyakinan umat Konghucu berasal dari China, maka bagaimana dengan patung Isa Al-Masih yang berdiri megah setinggi 35 meter di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan apakah mereka akan merobohkan juga mengingat Isa Al-Masih yang menjadi keyakinan umat Kristen berasal dari Negeri Nazareth, Israel dan bukan asli berasal dari Indonesia?
Jika alasan mereka karena Dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjadi keyakinan umat Konghucu berasal dari China, maka bagaimana dengan patung Santa Maria yang berdiri megah setinggi 32 meter di Ambarawa Jawa Tengah, apakah mereka akan merobohkan juga mengingat Santa Maria yang menjadi keyakinan umat Katolik berasal dari Negeri Nazareth, Israel dan bukan asli berasal dari Indonesia?
Jika alasan mereka karena Dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjadi keyakinan umat Konghucu berasal dari China, maka bagaimana dengan patung Dewi Kwam Im yang berdiri megah setinggi 23 meter di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, apakah mereka akan merobohkan juga mengingat Dewi Kwam Im yang menjadi keyakinan umat Buddha berasal dari Negeri Cina dan bukan asli berasal dari Indonesia?
Jika alasan mereka karena Dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjadi keyakinan umat Konghucu berasal dari China, maka bagaimana dengan ratusan patung Buddha yang berdiri megah seukuran manusia dewasa dalam posisi duduk bertapa di Candi Borobudur, Kota Magelang, Jawa tengah, apakah mereka akan merobohkan juga mengingat Buddha Sidarta Gautama yang menjadi keyakinan umat Buddha berasal dari Negeri Nepal dan bukan asli berasal dari Indonesia?
Jika alasan mereka karena Dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjadi keyakinan umat Konghucu berasal dari China, maka bagaimana dengan patung Dewa Murugan Subrahmanya yang berdiri megah setinggi 17 meter di kabupaten Langkat, Sumatera Utara, apakah mereka akan merobohkan juga mengingat Dewa Murugan Subrahmanya yang menjadi keyakinan umat Hindu berasal dari Negeri Tamil, India Selatan dan bukan asli berasal dari Indonesia?
Jika semua bangunan ibadah hendak mereka robohkan semua dengan alasan tidak memenuhi rasa Nasionalisme sebab bukan asli berasal dari Indonesia maka saya mau bertanya, bangunan ibadah dari Agama manakah yang menurut mereka pantas berdiri di Indonesia mengingat semua Agama yang berdiri di Indonesia tidak ada satu pun yang asli berasal dari Indonesia?
Jika diperkenankan saya memberikan nasihat kebangsaan kepada mereka yang anti kepada perbedaan hak keyakinan beragama, jika mereka tidak ingin keyakinan agama mereka diusik, maka mengapa mereka mengusik keyakinan agama pihak lain. Apa susahnya hidup kebersamaan dalam perbedaan mengingat Negeri kita yang multikultural? Sebagai penutup saya intisarikan semua tulisan saya ini dalam bentuk puisi.Â
Adakah wacana berpikir kalianÂ
untuk melakukan perobohanÂ
patung Santa MariaÂ
yang dianut umat KatholikÂ
yang berdiri setinggi 42 meterÂ
di Kabupaten Ambarawa,Jawa tengahÂ
mengingat Santa MariaÂ
berasal dari negeri Nazareth, Israel
bukan berasal dari Indonesia?Â
Adakah wacana berpikir kalian
untuk melakukan perobohan
patung Isa Al-Masih
yang dianut umat Kristen
yang dibangun setinggi 50 meter
di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
mengingat Isa Al-MasihÂ
berasal dari negeri Nazareth, Israel
bukan asli berasal dari Indonesia?Â
Adakah wacana berpikir kalian
untuk melakukan perobohanÂ
patung Dewi Kwam ImÂ
yang dianut umat BuddhaÂ
yang dibangun setinggi 23 meterÂ
di Kota Pematang Siantar, Sumatera UtaraÂ
mengingat Dewi Kwam ImÂ
berasal dari negeri China
bukan asli berasal dari Indonesia?Â
Adakah wacana berpikir kalian
untuk melakukan perobohanÂ
patung DewaMurugan Subrahmanya
yang dianut umat HinduÂ
yang dibangun setinggi 17 meterÂ
di Kabupaten Langkat,Sumatera UtaraÂ
mengingat DewaMurugan SubrahmanyaÂ
berasal dari negeri Tamil, India Selatan
bukan asli berasal dari Indonesia?Â
Adakah wacana berpikir kalian
untuk melakukan perobohanÂ
patung dewa Kwan Sing Tee KoenÂ
yang dianut umat KonghucuÂ
yang dibangun setinggi 30 meterÂ
di Kabupaten Tuban,Jawa TimurÂ
mengingat Dewa Kwan Sing Tee KoenÂ
berasal dari negeri China
bukan asli berasal dari Indonesia?Â
Jika maksud wacana berpikir kalianÂ
untuk melakukan perobohanÂ
hanya pada asal muasal agamaÂ
bukan asli berasal dari IndonesiaÂ
sehingga tidak memenuhi rasa nasionalismeÂ
lantas menurut pandangan kalianÂ
keyakinan agama yang manakahÂ
yang menurut kalian asal muasalnyaÂ
asli berasal dari Indonesia?