Mohon tunggu...
JOE HOO GI
JOE HOO GI Mohon Tunggu... Penulis - We Do What We Want Because We Can

Author Blogger, Video Creator, Web Developer, Software Engineer, and Social Media Manager in Jogjakarta, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dirgahayu Indonesia di Usia Kegaduhan 71 Tahun

16 Agustus 2016   13:10 Diperbarui: 5 Februari 2020   18:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para elite di negeri ini paling demen dengan kegaduhan apa saja telah dipergaduhkan kalau tidak gaduh katanya tidak asyik. Apa yang digaduhkan pada Archandra Tahar? Apa karena kegaduhan fatal beliau punya dua kewarganegaraan? Jika begitu mengapa yang dipergaduhkan hanya Arcandra Tahar? 

Tengok kanan-kirimu tak sedikit dari para anak bangsa sendiri juga punya dua kewarganegaraan lantas mengapa tidak dipergaduhkan? Saya juga banyak teman mereka juga anak bangsa sendiri tapi mereka tinggal di luar Indonesia kadangkala mereka pulang ke Indonesia rindu pada tanah air sendiri padahal mereka punya kewarganegaraan lain tapi mengapa tidak terjadi kegaduhan?

Apa karena Archandra Tahar menjabat sebagai menteri? Sementara Prabowo Subianto dan BJ Habibie boleh punya dua kewarganegaraan oleh karena beliau bukan menteri? 

Kini Presiden ambil tindakan sebab Presiden tak mau ada kegaduhan. Archandra Tahar diresufle dengan hormat tapi lagi-lagi kegaduhan tetap terjadi kebijakan resufle Presiden dicaci-maki akibat terlanjur ceroboh menentukan Hak Prerogratif

Jika kegaduhan menjadi pilihan jalan keluar maka Presiden pasti garuk-garuk kepala bingung menghadapi cara berpikir para elitenya. Archandra Tahar jadi menteri dipergaduhkan, Archandra Tahar diresufle pun tetap dipergaduhkan. Alamak para elite ini maunya apa ya? 

Sudahlah Bapak Presiden Yang Mulia. Biarlah kegaduhan itu terjadi suka tak suka memang harus terjadi. Jika tak suka dengarkan saja orkes iramanya. Jika terlalu keras tutup kuping saja. Anjing menggonggong kafilah berlalu.

Sudahlah Bapak Presiden Yang Mulia. Selama kegaduhan hanya sebatas di mulut saja, selama kegaduhan tidak berakhir pada huru-hara dan selama kegaduhan tidak sampai angkat senjata anggap saja sebagai kemerdekaan berpendapat yang dijamin undang-undang di negeri demokrasi. 

Sebab ini bangsa besar multikultural. Ibarat samodra yang bergelombang memukul dan mengebu-gebu bukan sawah yang adem tentrem kadyo siniram wayu sewindu lawase. 

Dirgahayu Indonesia di usia kegaduhan 71 tahun. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun