Efisiensi anggaran merupakan salah satu upaya untuk menggunakan sumber daya finansial demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan biaya seminim mungkin tanpa mengurangi kualitas.
Dalam konteks suatu instansi atau perusahaan, efisiensi anggaran bertujuan untuk menghindari pemborosan sekaligus memastikan penggunaan anggaran/biaya secara tepat dengan hasil yang optimal. Atau dengan kata lain menggunakan anggaran hanya untuk hal-hal yang benar-benar diperlukan atau menjadi prioritas utama.
Dalam konteks kebijakan negara, efisiensi anggaran tentu juga bertujuan untuk mengurangi pemborosan dan penggunaan anggaran hanya untuk yang benar-benar dapat memberikan manfaat.
Dari pengertian diatas, kebijakan Presiden untuk memangkas sejumlah anggaran pada Kementerian dan Lembaga negara tentu punya alasan dan tujuan. Â Dari berbagai pemberitaan media massa nasional ada beberapa tujuan efisiensi anggaran besar-besaran yang dilakukan pemerintah hari ini yakniÂ
Pertama; Untuk Mendanai Program Pemberian Makan Makanan Bergizi Bagi Anak Sekolah. Program ini merupakan program andalan pasangan Prabowo-Gibran sejak masa kampanye sebelum terpilih oleh masyarakat. Untuk menjalankan program yang ditawarkan saat kampanye ini negara harus merogoh kocek dalam yakni kisaran 392 Triliyun dalam satu tahun.
Kedua; Untuk mendirikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau yang disingkat BPI Danantara. Badan ini kabarnya akan disuntik dana segar 358 Triliyun.
Ketiga; Untuk mendirikan Bank Emas. Â Prabowo secara gamblang menjelaskan dalam acara Ulang Tahun Partai Gerindra terkait pendirian Bank Emas ini. Dikatakan Prabowo, Bank Emas bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya emas yang selama ini mengalir ke luar negeri tanpa regulasi yang memadai. Ditambahkannya, dengan adanya Bank Emas diharapkan emas yang ditambang di Indonesia dapat dikelola secara lebih baik memberi manfaat langsung kepada masyarakat serta mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri.
Untuk ketiga tujuan diatas, efisiensi anggaran sejumlah Kementerian/Lembaga ditargetkan sebesar Rp. 750 Triliyun. Luar biasa.
Atas segala tujuan baik yang disampaikan Presiden tentu kita berharap dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya namun dengan efisiensi anggaran Kementerian/Lembaga yang dilakukan diharapkan Pemerintah sudah melakukan riset/kajian sebelumnya terutama tentu berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan.
Efek domino pada kehidupan masyarakat menjadi persoalan krusial yang harus dipikirkan. Ini berkaitan dengan proyek-proyek negara yang padat karya dan berhasil menampung/memberikan efek domino bagi tenaga kerja yang banyak. Â Tentu saja akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama berkaitan dengan daya beli masyarakat.Â
Sekali lagi kebijakan Presiden untuk efisiensi anggaran merupakan hal yang lumrah dan sah-sah saja. Masyarakat pun  akan mendukung kebijakan efisiensi ini manakala demi perbaikan yang berdampak bagi kehidupan masyarakat. Apalagi kita ketahui bersama bahwa Presiden Prabowo diwariskan utang yang cukup besar oleh pendahulunya yakni 8000 Triliyun. Wow!