Mohon tunggu...
Mbah OONE
Mbah OONE Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Wong Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reformasi yang Melunturkan Pancasila

15 April 2014   14:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:40 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam Kompasianer di mana saja berada, sekarang ini berbagai hal di selaraskan dengan kepentingan baik itu secara individu, golongan maupun partai politik. Padahal sebenarnya hal pokok yang menyebabkan bangsa ini semakin terpuruk di percaturan perkembangan Internasional bukannya SDM secara IQ buruk tetapi karakter berpikir dan berprilaku yang sama sekali tak ada landasan yang kuat pada generasi mudanya. Karakter berpikir dan berperilaku suatu bangsa akan mencerminkan hasil kinerja para SDM nya, bagaimana bertingkah laku, bagaimana kualitas kerja, bagaimana mental bersosialisasinya dan masih banyak lagi. Sekarang ini setelah reformasi bangsa Indonesia mulai kehilangan karakternya, yaitu bangsa yang gotong royong, bangsa yang selalu mengutamakan musyawarah mufakat, bangsa yang lemah lembut terhadap bangsa lain.

Hampir semua karakter ini hilang setelah reformasi dan tak ada satupun dari bangsa ini mampu dan mau berpikir untuk mengembalikan karakter bangsa yang santun. Sepertinya semua golongan di bangsa ini berjalan sendiri-sendiri dan yang mempunyai golongan dominan lebih terlihat dan terasa pengaruhnya di bangsa ini, kalau kita bicara jujur hampir semua aspek kehidupan kelihatan sekali berubah. Yang paling bisa di lihat masyarakat adalah bidang media TV Swasta Nasional Indonesia yang selalu menampilkan sinetron dan acara agamis. Tapi kalau mau jujur apa yang di tampilkan dilayar bukan didikan yang bagus karena kebanyakan masyarakat lebih mencotoh yang jelek dari pada yang baik. Mari kita perhatikan sewaktu kita menulis status di facebook, tulisan yang baik jarang sekali teman memberikan komentar atau suka, tetapi kita kalau menulis status yang aneh dan agak seronok atau lucu dan mengajak orang lebih senang pasti banyak yang memberi komentar dan suka.

Sepertinya Merah Putih sudah mulai memudar di Negara Indonesia ini, sehingga ciri khas bangsa yang di pakai sebagai karakternya bangsa yang harus selalu di wariskan kepada generasi muda, di belokkan beberapa golongan demi kepentingan sesaat saja. Coba kalau ada pemimpin bangsa ini yang mau mengembalikan landasan karakter bangsa seperti dulu yaitu, lemah lembut (santun), gotong royong, musyawarah mufakat, saling menghargai antar golongan dan melandasi karakter setiap warga Negara Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika, sudah pasti bangsa ini akan menjadi model Negara yang akan di tiru seluruh bangsa di dunia. Ketika seorang pemimpin bangsa ini mempunyai pemikiran abu-abu terhadap bangsa ini, maka hasilnya seperti saat ini. Mulai dari Soeharto jatuh sampai sekarang bangsa kita tidak mempunyai identitas yang jelas karena para pemimpinya lebih memetingkan kepentingan golongan dari pada kepentingan bangsa ini secara keseluruhan. Makanya DPR harus di isi oleh orang-orang yang tidak hanya memikirkan golongan atau partainya saja tetapi harus di isi orang-orang yang mempunyai keinginan kuat untuk mengembalikan merah putih semakin jelas warnanya bukan berubah semakin abu-abu.

Penulis ada rasa ketakutan akan terjadi disintegrasi bangsa (perpecahan) kedepan, ketika suatu golongan tertentu memaksakan menguasai parlemen dan mengusung seorang Presiden dan berhasil menguasai Negara ini. Ada kemungkinan sangat besar Indonesia jatuh dalam masa yang sulit seperti di Suriah dan Mesir, tetapi penulis yakin tak seperti di suriah atau mesir keadaannya tetapi kemungkinan yang terjadi adalah runtuhnya Indonesia Raya (RI) menjadi Negara-negara bagian seperti Uni Soviet. Bali, Papua, Kalimantan, Manado, NTT dan masih banyak lagi daerah yang ingin lepas dengan RI. Penulis sangat mencintai RI, tetapi penulis juga pesimis kalau tak ada pemimpin baru bangsa ini yang di dasar hatinya mempunyai keinginan kuat mengembalikan warna bendera merah putih yang sudah sedikit luntur, penulis pikir desintegrasi (perpecahan) Negara ini hanya menunggu waktu saja. Dan bom itu yang memegang adalah semua partai islam Indonesia.

Memang serba sulit ketika Negara Indonesia mendeklarasikan Negara demokrasi, berarti semua ideology akan berkembang subur di Negara ini dan itu harus di lindungi oleh pemerintah. Tetapi para pemangku jabatan di Negara ini lupa untuk menjelaskan pada rakyatnya bahwa kita menganut Demokrasi Pancasila yang mempunyai maksud walau berbeda-beda pandangan tetapi semua rakyat harus mengakui bahwa Pancasila adalah asas Negara Republik Indonesia. Tetapi sekarang ini yang terjadi adalah beberapa partai islam sudah menghilangkan Pancasila sebagai dasar asas Negara ini, sehingga menyebabkan merah putih sedikit luntur dan itu akan menyebabkan riak-riak kecil di bangsa ini yang akhirnya bisa menyulut perpecahan bangsa Indonesia. Semoga kedepan para pemimpin bangsa ini tidak lagi berpikir untuk diri sendiri, golongan ataupun partainya tetapi akan berpikir lebih baik tentang dasar bangsa ini sehingga kemungkinan perpecahan di Negara ini bisa di hindari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun