Susah sehari biarlah untuk sehari
Mengapa larut bersama susah
Nikmatkah?
Omong kosong mana yang mengatakan matahari pagi membawa suka?
Matahari pagiku tampak memberi tanda susah
Selimut adalah kekasih hati
Pilu jadinya beranjak darinya
Matahari semakin tinggi beriringan dengan suara mesin-mesin kendaraan di jalan
Aduh, malas rasanya
Sepatu di rak terasa begitu menjijikan
Manakala harimau kandang ber-AC akan kutemui lagi
Percuma saja membawa tas mahal ini, tapi rasanya berisi batu dan besi yang begitu berat
Trotoar yang kususuri pun terasa begitu panjang dan sempit
Dapat kulihat mereka pun malas menuju kandang megah di ujung jalan ini
Bukan aku sendiri yang begini
Lagi, kembali lagi....
Semangat palsu kuangkat lagi memenuhi ubun-ubunku
Menyapa bos menyebalkan yang sama munafiknya denganku bila bertemu atasannya
Setidaknya aku bisa tersenyum, meski itu senyum sinis mengejek kami yang berada di level yang sama.