Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Dawet Ayu “Bu Yati” Asli Banjarnegara

23 Mei 2012   08:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:56 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lengkap rasanya kalau ke Banjarnegara (Jawa Tengah) tidak menyicipi minuman khas daerah. Beberapa pekan lalu sejak diriku menginjakkan kaki di “bumi ngapak” ini langsung mencari-cari lokasi kuliner sesuai selera. Setelah puter-puter lokasi kabupaten yang relatif kecil namun nyaman maka kutemui di sisi selatan alun-alun sebuah warung minuman segar > Dawet Ayu Asli Banjarnegara “Bu Yati”

[caption id="attachment_190016" align="alignleft" width="300" caption="Dawet Ayu "][/caption]

Letaknya yang strategis, berseberangan dengan Bank BRI Banjarnegara membuatku mudah mengingat lokasi dengan tempat parkir kendaraan luas, aman sehingga sambil menikmati minuman Dawet Ayu “Bu Yati” kita bisa nyantai sambil diskusi, bahkan kalau pembeli tidak terlalu berjubel > bisa ngobrol bareng penjualnya yaitu Bu Yati, seorang pengusaha minuman dawet yang selalu bersemangat dan ramah.

Berbincang dengan beliau ternyata tak membosankan, lantaran wawasan, pengetahuan umum serta pengalamannya luas, dinamis, membuat para pengunjung/pembeli betah berlama-lama ngobrol dengannya. Tak terkecuali ketika diriku bersama tim kerja singgah kali kedua di warungnya, Bu Yati malahan bisa diajak ngobrol selintas kisah perjalanan berjualan dawet ayu yang laris manis hingga kini.

Bu Yati yang tempat tinggalnya tidak jauh dari alun-alun berjualan dawet sudah puluhan tahun. Usaha kecil ini ditangani bersama keluarga, dilakukan secara mandiri, anak-anaknya pun membantu. Warung dawet Bu Yati mulai buka pukul 10 pagi sampai habis atau maksimal pukul 4 sore sudah tutup.

[caption id="attachment_190017" align="alignleft" width="300" caption="Ngobrol bareng Bu Yati (dok: jm)"]

1337762277737126188
1337762277737126188
[/caption]

Sewaktu penulis berbincang, kedua anaknya laki-laki sepulang sekolah di SMK datang ke warung, mereka siap membantu ibunya berjualan atau kadang membantu untuk mengurus keperluan lain sehingga bagi-bagi tugas sudah biasa dilakukan dalam keluarga. Disebutkan Bu Yati, bahwa semua anak-anaknya sejak kecil diajari produktif, membantu orangtua mencari nafkah sekaligus untuk membiayai sekolah mereka. Sementara anak sulungnya sudah bekerja di Malaysia, sudah kerasan tinggal di sana.

Warung Dawet Ayu Bu Yati yang saban hari dikunjungi pelanggan ini, tempatnya memang lumayan luas, cukup untuk menampung sekitar 15 orang. Lingkungannya teduh, dekat pohon beringin, nyaman dan sejuk. Soal harga dawet ayu “Bu Yati” pasang bandrol cukup terjangkau yaitu Rp2000 – Rp 4000 (bergantung menu tambahan) yang dikehendaki pembeli.

Siang hari berhawa panas dan menjelang musim kemarau seperti sekarang, minum Dawet Ayu “Bu Yati” di sisi alun-alun Banjarnegara memang terasa enjoy, semilir angin sepoi-sepoi menambah segarnya minum dawet yang memiliki ramuan khas, cendol hijau muda tanpa bahan pengawet, santan, pake gula merah/aren,boleh juga ditambah es > semakin menambah citarasa, maknyusss...

[caption id="attachment_190229" align="alignleft" width="210" caption="dawet ayu Banjarnegara"]

13378497531835457516
13378497531835457516
[/caption] Kini usaha Bu Yati punya cabang di beberapa tempat, termasuk di Magelang, di sana ditangani oleh seseorang kepercayaannya. Diceritakan pula, nama Dawet Ayu “Bu Yati” asli Banjarnegara pernah dipakai orang lain tanpa mendapat izin darinya. Mengetahui hal itu, tak segan-segan Bu Yati mendatangi langsung dan menegur halus, agar nama tersebut diganti.

Untuk bisa menikmati Dawet Ayu Bu Yati juga bisa melalui kontak/pesan (menerima pesanan, bisa diantar) sampai tempat. Bagi yang berminat dipersialakan menghubungi no.hp. 087 837 881 609. Bahkan belum lama berselang, Dawet Ayu Bu Yati ini pernah diborong oleh pejabat daerah setempat untuk melengkapi jamuan sebuah pesta. Maka mau tak mau Bu Yati beserta seperangkat peralatan lengkap harus (dikontrak) boyongan sementara di tempat pesta tersebut, untuk melayani setiap tamu yang ingin minum dawetnya.

Ketika ditanya soal penghasilan dari jualan dawet ayu ini, Bu Yati yang suka blak-blakan dalam berdiskusi lantas membuka diri menyebutkan: “maksimal dawet saya ini mendatangkan uang hingga Rp 800 ribu per-hari, atau kalau agak sepi, penghasilan berkisar di bawahnya sedikitlah,” ujarnya.

Wow... luar biasa untuk penghasilan per-hari sejumlah itu, bukan?

JM (23-5-2012).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun