Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terima Kasih Kepada Para Guru dan Dosenku

30 Mei 2022   21:58 Diperbarui: 31 Mei 2022   09:27 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap memasuki bulan Mei pastinya kita selalu mengingat sekaligus merenung dan merefleksi diri di hari yang memiliki nilai sejarah. Di antaranya yaitu Hari Pendidikan Nasional yang secara regular diperingati setiap tanggal 2 Mei, walaupun itu sudah lewat namun getaran rasanya masih melekat saat menulis artikel ini.

Masih lekat pula dalam ingatan ketika saya bersekolah di tingkat dasar dan menengah, seringkali Hari Pendidikan Nasional diperingati dalam bentuk seremonial, kadang pula disertai pameran di lingkungan internal sekolah, pengenalan artefak, pengenalan para tokoh pendidik berikut pesan-pesan moral yang dapat menggugah peserta didik menumbuhkan semangat belajarnya.

Sorotan-sorotan terhadap dunia pendidikan yang kini terus berkembang seiring zamannya telah banyak disampaikan oleh mereka yang berkompeten, sesuai kapasitasnya sebagai pengamat, pendidik, pengajar atau pengampu, baik di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi.

Beberapa pemikiran telah pula melengkapi kebijakan sebagai upaya pengembangannya, disertai model-model dengan perubahan paradigma terutama dalam proses pembelajaran di setiap jenjang lembaga pendidikan.

Seperti pengembangan Kurikulum 2013, melalui model pembelajaran kurikulum darurat (selama pandemi Covid-19) hingga kurikulum merdeka terus diupayakan bersamaan peningkatan SDM para pendidik. Demikian di lingkungan perguruan tinggi dengan konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka atau disingkat MB-KM mulai diimplementasikan, ikut menandakan bahwa dunia pendidikan di negeri ini bangkit dan terus berbenah.

Tentunya sebagai warga awam, mengingat penulis tidak banyak referensi untuk membahas persoalan pendidikan dan pengajaran -- maka bisanya hanya sedikit bercerita tentang pengalaman yang ikut mewarnai sikap/perilaku, sekaligus sebagai kilas balik selama menimba pengetahuan beberapa tahun silam.

Nah, hal yang paling tak bisa dilupakan ketika dulu awal-awal saya menginjakkan kaki di sekolah dasar (baca:  kelas 1 SD) yaitu seorang guru kelas (perempuan) yang dengan sabar, telaten dan cukup gigih serta humanis dalam mengajar/membimbing para muridnya sehingga sayapun bisa membaca dan menulis hingga kini.

Maklumlah sebelumnya, waktu bersekolah di taman kanak-kanak (TK) kala itu masih cenderung hanya diajarkan "bermain" dan bernyanyi, jalan-jalan sambil berbaris, mendengarkan dongeng guru yang sifatnya edukatif.

Sejak di sekolah dasar hingga SMP seingat saya semakin dikenalkan pengetahuan umum, berhitung (numerasi) atau aljabar, pengenalan bahasa (Indonesia, Daerah, dan Inggeris), seni dan sastra, kesehatan, biologi, fisika, serta lingkungan hidup terkait, yang semuanya hanya sebatas pengetahuan (knowledge) berikut pengertiannya.

Itulah mungkin masa-masa romantika bagi saya dan teman-teman sebaya, memeroleh wawasan dari para guru yang selalu tekun menularkan pengetahuan sesuai kompetensinya.

Hal yang punya kesan tersendiri menurut (subjektif) saya waktu itu di antaranya, guru SD yang telah menjadikan saya bisa baca-tulis, berhitung, dan para guru yang selalu mengenalkan peristiwa baru/istilah populer nasional maupun internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun