Dampak lain dari situasi pandemi di DIY yang belakangan cenderung meningkat penularannya, yaitu menyangkut kebijakan daerah mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen yang sedang berjalan, telah dilakukan evaluasi.
Hal ini sesuai permintaan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X agar PTM 100 Persen segera dievaluasi. Terutama untuk SMP dan SMA diterapkan 50 persen, atau disesuaikan kondisi sekolah masing-masing, menyesuaikan konteks perkembangannya. Lebih lengkapnya, baca: kompas.com, 28/1/2022.
Sejalan permintaan Gubernur DIY tersebut, beberapa sekolahan di seluruh DIY segera mengambil langkah dan telah menerapkan kebijakan masing-masing berkoordinasi dengan Pemda DIY, Satgas Covid-19, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan setempat, agar pembelajaran berlangsung disertai persyaratan tertentu.
Kebijakan masing-masing sekolah di DIY sangat kasuistis, tidak digeneralisir bahwa semua sekolah diberhentikan PTM-nya, atau semua diberlakukan kembali ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Bagi sekolahan yang banyak ditemukan kasus Covid-19, seperti di salah satu SMP (Kabupaten Sleman) yang belasan muridnya dinyatakan terkonfirmasi positif maka kegiatan PTM dihentikan selama 14 hari, segera dialihkan kembali ke PJJ.
Demikian halnya di setiap sekolah yang tidak ditemui kasus Covid-19 bisa tetap menerapkan PTM 100 persen, dengan membagi waktu 50 persen shift pagi dan 50 persen shift sore, disesuaikan kondisi sekolah.
Untuk menentukan kebijakan dan teknis pembelajaran tersebut, diserahkan ke masing-masing sekolah, mengingat kondisi, kapasitas, maupun lingkungan setiap sekolah tidak sama.
Di samping tracing, testing, dan treatment (3T) terus dilakukan secara konsisten di seluruh DIY, pemerintah daerah juga meningkatkan pengawasan dan pengendalian untuk mengantisipasi melonjaknya penularan virus corona penyebab Covid-19, termasuk penularan varian Omicron yang diperkirakan sudah masuk di daerah ini.
JM (1-2-2022).