Karenanya pula, untuk mencapai tingkat kesadaran atau persepsi yang sama memerlukan proses yang relatif panjang sehingga mitigasi bencana alam yang dikemas dalam forum sosialisasi dan simulasi selayaknya dilakukan tidak hanya satu atau dua kali, tetapi dilakukan bertahap/berkala dan berkelanjutan.
Tahap pertama biasanya sebagai pengayaan wawasan/pengetahuan dasar tentang bencana, meningkat tahap berikutnya menjadikan warga/masyarakat semakin mengerti tentang bencana yang dihadapi serta dampak-dampak yang akan terjadi, menyusul tahapan lanjut yaitu memahami apa yang harus diperbuat atau bagaimana cara yang harus ditempuh manakala mengahapi ancaman bencana, tahap terakhir  membangkitkan kesadaran atau bersiap diri untuk action dari hasil pembekalan, bimbingan dan pelatihan yang telah  diperoleh.Â
Kini sudah saatnya mitigasi bencana alam  menjadikan pilihan paradigma dalam kebijakan berkait kebencanaan. Di samping  sifatnya yang partisipatori/melibatkan semua pihak bertanggungjawab secara bersama, juga secara langsung berkontribusi terhadap pemberdayaan warga/masyarakat setempat.
(JM, 25-4-2019).