Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menelusuri Proyek Air Bersih yang Mangkrak dan Mencari Solusinya

21 September 2018   17:58 Diperbarui: 27 September 2018   16:22 2265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
filter air bersih, diamankan di rumah kepala dusun Penggung (JM)

Menjelajah kawasan perdesaan sungguh menggugah kita untuk melihat kondisi nyata di lapangan. Terutama berkait pemberdayaan (empowering) masyarakat di derah tertinggal ditandai keterbatasan fasilitas agar dapat menunjang kehidupan lebih layak.

Di musim kemarau seperti sekarang, tercatat beberapa daerah mengalami kekurangan air, bahkan di beberapa tempat ditengarai rawan kekeringan sehingga layak mendapat perhatian serius.

Semakin meluasnya wilayah yang kesulitan mendapatkan air bersih, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Ariadi mengatakan penetapan status tanggap darurat berlaku mulai 25 Juli hingga 30 September 2018 mendatang.

"Ada delapan wilayah kecamatan (Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap, Nanggulan, Pengasih, Sentolo, dan Lendah). Sekitar 3000 kepala keluarga di 109 pedukuhan di kecamatan itu yang kini terdampak musim kemarau hingga kesulitan mencari air bersih bagi kebutuhan kesehariannya."

Pemerintah Daerah Kabupaten Kulonprogo melalui BPBD telah mendistribusikan 450 tangki air bersih selama Agustus ke berbagai wilayah terdampak yang sudah mengajukan permohonan bantuan. [Selengkapnya di sini: jogja.tribunnews.com]

Pastinya berita yang sangat menyentuh kebutuhan hidup bagi warga desa tersebut merupakan sesuatu yang urgen, mendesak dicermati supaya dapat diketahui sebab musabab maupun upaya yang sudah dilakukan, kekurangan air dapat diatasi dan tidak lagi menjadi "langganan bencana kekeringan" setiap musim kemarau tiba.

Seperti diberitakan di atas, penulis mengambil sampel untuk on the spot ke salah satu lokasi kekurangan air di DIY, yaitu menjelajah wilayah Kecamatan Girimulyo, atau tepatnya di Dusun Penggung, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo.  Lokasi dusun terletak di lereng Pegunungan Menoreh yang berjarak sekitar 45 km arah barat laut dari Kota Yogyakarta ini memang tergolong rawan kekeringan.

Wilayah perdusunan yang dihuni 130 kepala keluarga (KK) sudah sejak dulu untuk memenuhi kebutuhan air (mandi, cuci, dan memasak) harus mencari sumber mata air yang terletak di kawasan atas, disalurkan melalui pipa-pipa pralon atau pipa plastik secara manual berjarak ratusan meter bahkan ada yang mencapai 1 s/d 1,5 kilometer.

Suasana kering cenderung tandus sangat terasa memasuki  lokasi ini, di musim kemarau seperti sekarang banyak tanaman meranggas, daun pepohonan mengering, usaha pertanian atau berladang  nampak kurang bergairah, kecuali tanaman singkong dan sejenisnya serta tanaman keras yang masih bertahan hidup.

Melihat kondisi demikian, beberapa pihak perduli termasuk pemerintah daerah selalu melakukan droping air bersih untuk membantu kebutuhan air bagi warga setempat. Bahkan beberapa tahun lalu (sekitar tahun 2010/2011) proyek air bersih pemerintah pusat bekerja sama dengan pihak Korea via Kementerian Pekerjaan Umum Pusat, Provinsi DIY dan Kabupaten Kulonprogo telah membantu masalah kekurangan air sehingga warga Dusun Penggung sangat terbantu.

Proyek air bersih yang memanfaatkan energi solar cell/panel surya dan dilengkapi satu unit mesin khusus pengolah air (Ultra Filtration Unit) sehingga bukan hanya untuk kebutuhan mandi, cuci dan memasak namun airnyapun layak untuk minum berkat teknologi yang memang dirancang untuk mematikan kuman, bakteri serta kotoran lain yang membahayakan kesehatan.

suasana mangkrak, peralatan diamankan (JM)
suasana mangkrak, peralatan diamankan (JM)
solar cell akhirnya tak berfungsi (JM)
solar cell akhirnya tak berfungsi (JM)
Nah, sayangnya proyek yang dapat dibilang cukup membantu warga ini tidak bertahan lama dan hanya berlangsung dalam jangka waktu 2 tahun lebih, sesudahnya hingga sekarang warga kembali pada kondisi semula. Mencari sumber mata air, menggali tuk guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk mengetahui persoalan lebih jauh, penulis (16/9) lalu menemui tokoh formal setempat, Kepala Dusun Penggung, Bapak Paijan, menuturkan bahwa "proyek air bersih ini sudah tidak berjalan lagi, karena ada kerusakan peralatan teknis dan tidak bisa diperbaiki sehingga semua peralatan tak berfungsi. 

Proyek ini hanya berlangsung dalam waktu 2 tahun lebih, diawali waktu peresmian/serah terimanya dihadiri para tokoh resmi dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DIY dan Kabupaten" imbuhnya.

Hal sama diungkapkan tokoh masyarakat setempat, Bapak Salim, yang oleh warga ditunjuk sebagai ketua tim penanganan air bersih. "Kerusakan alat sudah dilaporkan secara lisan ke Dinas Pekerjaan Umum DIY dan Kabupaten Kolonprogo, namun sampai sekarang belum ada respons sehingga proyek air bersih ini dapat dikatakan mangkrak.

Kita sebenarnya pingin memperbaiki sendiri, tapi masalahnya bagaimana dan di mana harus beli komponen yang rusak itu, terutama berkait pompa yang terhubung ke solar cell dan kerusakan pada Ultra Filtration Unit agar dapat berfungsi kembali" tambahnya.

Berbincang sambil melihat langsung ke lokasi sambil menyusuri lereng pegunungan bersama tokoh masyarakat ini mengasyikan, ditunjukkan beberapa tempat sumber air dan peralatan yang sudah tidak beroperasi lagi. Jalan setapak menanjak dan curam hingga hampir 1 km lebih yang harus dilalui menjadi tantangan penulis untuk membuktikan kondisi nyata yang perlu dicermati tentunya.

Di tengah perjalanan di lereng/perbukitan sempat pula penulis berhenti sejenak menjumpai seorang ibu yang sedang meramban (mencari pakan ternak). Ia berkata bahwa "susah mas kalau musim kering begini, usaha bertani berhenti sementara karena kebutuhann air (untuk irigasi, red) sulit diperoleh.

Tanaman yang masih mau berbuah yaitu pohon kelapa, namun harganya anjlok, per-buahnya hanya diharga Rp 500,- sehingga lebih baik dibiarkan saja menggantung di pohonnya hingga kering" tambahnya.

Sekilas beberapa data di atas memberi gambaran betapa vitalnya air bagi kehidupan warga di Dusun Penggung. Walaupun di lokasi ini telah dibangun Waduk Mini Kleco, sebagai bantuan irigasi namun di musim kemarau nampak volume airnya minim.

Waduk yang berada di area 20 hektar tanah berdataran tinggi berkapasitas menampung 8.500 meter kubik air ini - terlihat permukaan hanya berkisar 70 cm dari dasar sehingga kurang mampu mendistribusikan air sesuai kebutuhan warga sekitar.

waduk mini Kleco surut di musim kemarau (JM)
waduk mini Kleco surut di musim kemarau (JM)
pak Parjiman dan Jemingan, menggali sumur untuk mendapatkan air (JM)
pak Parjiman dan Jemingan, menggali sumur untuk mendapatkan air (JM)
Harapan yang masih dinanti dan ditunggu warga Penggung adalah berfungsinya kembali proyek air bersih yang lebih banyak membantu. Di samping lebih efisien, tidak banyak mengeluarkan biaya harian/bulanan juga kualitas airnya dapat diandalkan terutama bagi kelangsungan hidup dan kesehatan warga setempat.

Temuan dan langkah solusi

Dari tinjauan langsung ke bebera lokasi di Dusun Penggung, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo dan berdasar cermatan dapat dipetik berbagai temuan sekaligus bisa menjadi masukan langkah solutif agar proyek air bersih atau proyek sejenis lainnya di kawasan pelosok perdesaan jangan sampai mangkrak.

Pertama,  di awal mananejen terutama menyangkut perencanaan perlu memerhatikan aturan main atau regulasi berkait proyek bersangkutan. Mulai menimbang, mengingat dan menetapkan proyek pastinya ada perundangan yang mengaturnya. Ini penting karena punya landasan pijak yang jelas, apakah berupa bantuan/hibah, kerjasama atau lainnya.  Lebih lengkap bilamana disertai penanda tangan kesepakatan melalui MoU (Memorandum of  Understanding) beserta ketentuan-ketentuannya.

Kedua, kelembagaan (struktur organisasi) yang menangani kelangsungan proyek setelah diserahterimakan juga menjadi penting, mengingat pelaksanaan dan implementasinya supaya berkelanjutan. 

Pembagian kerja antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan stakeholder perlu kejelasan, masing-masing punya tanggung jawab berdasarkan job description yang telah dijabarkan.  Ini diperlukan karena bilamana terjadi permasalahan (teknis atau administrasi) bisa segera diatasi.

Ketiga, layak disertakan yang namanya pelatihan-pelatihan terhadap pelaksana harian sehingga pengopreasionalan proyek ditangani oleh mereka yang berbekal pengetahuan. Termasuk pengkaderan para teknisi dalam rangka maintenance sehingga jangan sampai kerusakan teknis terkatung-katung tanpa menemukan pemecahan masalah dan akhirnya terbengkalai.

Keempat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan bahwa segala giat apapun memerlukan yang namanya dana sebagai penunjang. Perencanaan pembiayaan perlu diperhitungkan sejak awal. Bilamana dalam operasioanl butuh pengembangan, termasuk manakala terjadi kerusakan dana yang dihimpun dapat dipergunakan sesuai peruntukannya.

Kelima, perlunya melibatkan para tokoh masyarakat setempat, terutama tokoh nonformal sehingga dukungan terhadap program pemberdayaan di tengah kehidupan masyarakat berlangsung optimal. Tentunya dalam hal ini tidak meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom). Ini akan mendorong warga untuk merasa memiliki (sense of belonging) terhadap berbagai macam dan bentuk proyek di desanya.

Terakhir, yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan yaitu perlunya kesamaan paradigma semua unsur terkait dalam memaknai proyek apapun yang akan atau hendak dilaksanakan. Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang hanya fokus memikirkan berapa fee yang bisa diraup atas pelaksanaan proyek tersebut.  Jika ini yang terjadi, hanya menunggu waktu kapan proyek itu mangkrak! Salam dan selamat menyongsong akhir pekan, ya kawan.

JM (21-9-2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun