Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak Budi: Servis Kompor/Tabung Gas hingga Larut Malam

24 April 2011   15:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:26 6172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13036604301293468608

Bertahun-tahun malang melintang bekerja ikut bengkel, kemudian menjadi supir truk pengangkut barang/material bangunan, akhirnya Pak Budi mengalami kejenuhan kerja. Hidup “di jalanan” semakin susah mas… “Persaingan usaha semakin ketat dan hasilnya kurang menyukupi kebutuhan keluarga.” Demikian ungkapan rendah hati menyambut awal perbincangan bersamaku.

Setelah memutuskan keluar dari pekerjaan supir, Ia pun berkeinginan mandiri, punya usaha dikelola sendiri, hanya bermodal kecil namun penuh keyakinan dan optimis dalam menjalankan apa yang ditekuni. Dipilihnya untuk membuka usaha servis kompor/tabung gas bukannya tanpa pertimbangan. Pak Budi, yang berperawakan tinggi besar ini ternyata punya pertimbangan khusus

“Kalau saya jadi penganggur, agaknya kok kurang enak mas.., seperti orang sakit nggak bergairah. Belum lagi kebutuhan keluarga terus bertambah. Maka setelah saya pikir, peluang usaha di bidang jasa yang dibutuhkan banyak orang menjadi pilihan yang harus saya dilakoni,” paparnya.

Ketika ditanya, kapan memulai pekerjaan servis ini? Pak Budi sambil melakukan pekerjaannya membongkar-pasang komponen kompor gas – disusul mengecek regulator yang shell-nya sudah aus. “Nah, ini lho mas yang sering menyebabkan ledakan tabung gas seperti diberitakan media beberapa waktu lalu,” sambil menunjukkan regulator yang sudah dibongkar untuk diperbaiki.

“Saya memulai usaha jasa servis ini bersamaan ramai dan riuhnya berita tentang ledakan tabung gas seperti ditayangkan berturut-turut di televisi pada pertengahan tahun 2010 lalu, kemudian saya renungkan – bagaimana cara untuk mengatasinya? Pada hal komponen kompor dan tabung gas hanya sedikit, sangat sederhana, masih lebih rumit komponen mobil kan?” tambahnya.

Berkat ketekunan serta kemauan keras untuk mencari sebab-sebab tabung gas meledak dan mencari “terapi” penanganannya, hanya berbekal obeng (drey), tang, pemukul kecil, dan traker, mulailah “operasi pembedahan” seluruh komponen kompor gas dilakukan sebagai langkah eksperimen. Begitu Pak Budi bercerita, seolah kembali mengungkap pengalaman lalunya. Ternyata gampang sekali pekerjaan ini, dan jasa servis begini dibutuhkan setiap rumah, he-he..sambil tersenyum kecil.

Mula memperkenalkan jasa servis kompor/tabung gas ini menurut dirinya harus bersusah payah. Pertama membuka dasaran atau menyewa lapak di pasar-pasar sambil berpindah pindah lokasi (Yogyakarta, Sleman, Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul). Namun lambat laun Pak Budi dengan usaha servisnya dikenal banyak orang, terutama ibu rumah tangga, pengusaha warung makan, warga perumahan dan sekitarnya.

Hingga awal tahun 2011, Pak Budi mulai menyewa tempat khusus. Ada dua tempat yang menerima jasa servis kompor/tabung gas, yaitu di Pasar Sentra Gamping (Jalan Wates), dan di sebelah kanan pintu gerbang Pasar Klithikan Niten (Jalan Bantul), yang semuanya buka mulai pagi pukul 10.00 hingga sore pukul 16.00 wib dan dijaga oleh masing-masing karyawan yang masih mempunyai pertalian keluarga.

[caption id="attachment_106537" align="alignnone" width="300" caption="tempat servis pak Budi, Jl.Bantul"][/caption] Sedangkan untuk jasa servis kompor/tabung gas pada sore hingga malam hari, bagi yang sudah mengetahui dan kenal dipersilakan datang ke tempat tinggal atau kontrakannya di daerah Druwo, belakang Samsat (Jalan Prangtritis Km.5 Sewon) Bantul. Di tempat kontrakan inilah Pak Budi melakukan “operasi pembedahan” kompor gas dan perbaikan tabung, terutama memeriksa saluran-saluran/aliran gas supaya lancar. Demikian halnya pengecekan terhadap shell pada regulator untuk menggantinya apabila sudah aus atau rusak – supaya pemakaian lebih aman dan nyaman.

Menurut Pak Budi, sayang sekali ya mas orang-orang pada mampu membeli kompor gas – bahkan ada yang harganya mahal, tetapi tidak pernah dilakukan perawatan/servis. “Rata-rata mereka datang dan memberi pekerjaan saya apabila peralatan kompor atau tabung gasnya sudah mulai rewel/rusak,” imbuhnya.

Soal ongkos servis, Pak Budi tak memasang tarif. "Rata-rata saya menerima uang Rp 10 s/d 20 ribu sekali servis, namun bisa lebih," katanya. Semuanya tergantung komponen apanya yang rusak atau komponen mana yang akan diganti/diperbaiki. Hingga pukul 22.00 wib hari ini - Pak Budi masih setia dengan pekerjaannya melakukan servis kompor/tabung gas yang semakin menumpuk di sebuah ruang kontrakannya. Foto diambil sejam lalu, ketika diriku habis makan malem di warung angkringan Jalan Parangtritis, maklum tanggal tua… menu sederhana, jadilah!

JM(24-4-2011).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun