Mohon tunggu...
Restu Is Aji
Restu Is Aji Mohon Tunggu... Dosen - Buruh Ajar

Melakukan apa yang disukai dan menyukai apa yang dilakukan. Jika sampai harus melakukan yang tidak disukai, ya lakukan itu dengan cara yang disukai.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sambat Tren Wisata (di Danau Beratan Bali)

1 Agustus 2022   16:27 Diperbarui: 1 Agustus 2022   16:29 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entahlah. Malah mirip arena Benteng Takeshi (dok. pribadi)

Baru kurang dari sepekan lalu kami serombongan bertandang ke Bali--tempat yang bukan lagi tanah asing buat sebagian besar dari kita semua. Secara spesifik seharusnya lebih tidak asing buatku yang memang kelahiran sana. 

Meski telah berpisah puluhan tahun, Bali tetap terasa istimewa, nyaris setara dengan Jogja yang mendaku istimewa itu (dan bukan kebetulan kini selalu jadi rumahku). Tapi nyatanya ada titik-titik di mana aku merasa terasing dengan Bali.

Danau Beratan atau kerap dipertukarkan secara kurang tepat dengan "Danau Bedugul", adalah salah satu lokasi yang dikunjungi. Kenangan ketika dulu sekali sewaktu masih bocah kembali menyeruak. Rasa itu mirip namun tak lagi sama.  Ia tetap sejuk, hembusan hawanya tetap dingin. Awannya menggantung, kabutnya tetap meliuk-liuk. 

Beruntung buat kami cuaca kala itu tengah cerah, sehingga misi menikmati danau sambil berfoto dapat tercapai. Tetap ramai, tetap ada saja wisatawan mancanegara yang betah bersinglet kutung dan bercelana pendek. Amazing. Padahal aku sendiri pakai tiga lapis: hem plus kaus dibungkus jaket. 

Bedanya kini tempat ini makin melebar dengan taman, patung-patung binatang gaje, dan instalasi-instalasi "kekinian" yang yakin deh kalian semua sudah tahu seperti apa yang kumaksud. Patung binatang yang tampaknya dikreasikan tanpa mempertimbangkan kesinambungannya dengan lokasi danau yang alami. 

Mirip sekali dengan patung-patung yang biasa kamu jumpai di tempat hiburan anak-anak atau lokasi wisata yang orientasinya murni untuk berfoto. Termasuk di antaranya patung kupu-kupu dengan sayap membentang, patung dua ekor angsa yang lehernya membentuk "love", dan patung ikan memuntahkan air. 

Tak lupa instalasi nama lokasi, siapa tahu pengunjung lupa ada di manakah mereka berada atau supaya orang tidak perlu bertanya lagi di mana foto diambil ketika dipamerkan di medsos.

Belum lagi ulah sepasang wisatawan manca kulit putih yang...aku tidak tahu apa sebetulnya yang mereka perbuat selain bahwa atraksi mereka itu hanya demi konten medsos. Jadi Si Lelaki yang menyerupai Johnny Sins dan hanya bercelana kolor pendek dan bersepatu berbaring di bawah. 

Dia menopang Si Perempuan (pacarnya?) yang bercelana jins sangat pendek melakukan handstand di atasnya. Kedua kakinya melambai di udara, selangkangannya diumbar ke langit. Memamerkan sepasang paha yang bertato. Setelah menapak kembali dia menutupnya dengan twerking. Itu dilakukan di depan Pura Ulun Danu! Di hadapan semua pengunjung di sekitar yang menyaksikan tanpa bisa berbuat sesuatu yang berarti.  

Yes, just like this. Medsos sudah jauh mengubah lanskap komunikasi kita. Peduli amat dengan tempat ibadah yang berdiri di belakang (gmb. dewe)
Yes, just like this. Medsos sudah jauh mengubah lanskap komunikasi kita. Peduli amat dengan tempat ibadah yang berdiri di belakang (gmb. dewe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun