Hey divers muda!
Sekadar mau berbagi cerita tentang pengalaman diving saya pertama kalinya. Saya, Jingga, seorang mahasiswi dari Universitas yang sampai sekarang berdiri kokoh di Depok. Saya menyukai laut sejak kecil. Orang tua saya seringkali membawa saya ke pantai. Hanya melihat sunset ataupun sunrise menjadi pengalaman menyenangkan sejak kecil. Menjelang dewasa, saya semakin suka dengan keindahan laut. Apa yang tersimpan di dalam laut lebih menimbulkan rasa penasaran dibandingkan dengan event-event pendakian gunung yang semakin ramai diminati.
Belum lama ini saya mengikuti sebuah pelatihan diving yang dibawahi oleh ISO. Setelah sekian lama mencari dengan harga yang cocok sama kantong mahasiswa yang udah nabung hingga 3 bulan ini, saya menemukan ISO. Seperti jodoh, pucuk dicinta ulam pun tiba. Saya berkenalan dengan salah seorang instruktur sekaligus pendiri ISO, yaitu Pak Pri. Saya pun berlatih selama 3x pertemuan di kolam renang Senayan. Letaknya di dalam Gelora Bung Karno, di sebrang Taman Krida Loka.
Singkat cerita, awalnya saya diperkenalkan dengan seluruh peralatan diving. Peralatan ini harus kita kuasai cara penggunaannya, karena merupakan hal yang paling penting bagi keselamatan saat di dalam laut. Setelah itu, latihan pernapasan pun dimulai. Di dalam air, kita akan bernapas dengan mulut, sehingga hal tersebut harus dibiasakan dahulu sebelum kita turun / menyelam sampai dasar. Ketika sudah terbiasa dengan bernapas dengan mulut, kita mulai untuk terjun ke bawah. Pelan-pelan, didampingi Pak Pri, saya sudah diberi pengarahan tentang cara berkomunikasi di dalam air. Ada beberapa kode kode yang perlu diingat agar jika terjadi kesalahan akan dapat diatasi secepat mungkin. Kita juga dapat merasakan tekanan yang berbeda saat kita menyelam semakin dalam. Ada metode memencet hidung sekaligus memberi tekanan keluar yang diarahkan lewat telinga (metode ini seringkali digunakan saat berada di ketinggian yang membuat telinga kita berdengung). Saya diajarkan untuk mengatur keseimbangan dan tata cara menyelam dengan benar. Tidak hanya praktek, saya juga mendapatkan ‘perkuliahan’ untuk diving. Seru sekali! Anda harus mencobanya!
Nah, setelah 3x pertemuan, kira-kira bulan (karena saya baru bisa tanggal segitu) saya akan melanjukan untuk mendapatkan license. Untuk mendapatkan license, saya harus melalui tahap-tahap ujian. Ujian ini akan diadakan di Pulau Pramuka. Harganya yang terjangkau membuat saya tetap sumringah tanpa harus menguras kantong.
Sebelumnya juga saya berbincang dengan Pak Pri tentang ISO. Ini menambah ketertarikan saya pada diving, terutama ISO. ISO Diving ini ternyata didirikan atas dasar kekecewaan Pak Pri terhadap semua organisasi menyelam di Indonesia yang dikuasai orang asing. Sebelumnya, Indonesia tidak memiliki wadah menyelam yang asli milik orang Indo. Padahal, laut kita laut paling bagus untuk dikunjungi. Semua ‘dimanfaatkan’ oleh ‘orang luar’, sehingga Pak Pri dan teman-teman mulai membangun ISO untuk membangun organisasi selam yang berasal dari Indonesia. Kenapa harganya terjangkau? Karena, Pak Pri ingin menyelam bisa dinikmati oleh semua kalangan. Dan proses pembelajarannya juga fleksibel. Pak Pri juga menekankan kedisiplinan kepada semua muridnya. Sehingga, kalo kita belum lulus tes, tidak bisa diving sembarangan. Murid yang belum terlatih dengan baik tidak akan diizinkan mendapat license demi keselamatan mereka di dalam laut. “Ini adalah tanggung jawab moral saya kepada murid-murid,” kata Pak Pri.
Nah, yang pada penasaran tentang ISO Diving ini, bisa coba kontek ke kantor MSW Global (manajemen ISO) di nomer 021-29319384, atau ke Mbak Ocka 085691061035 sebagai pengurus ISO. Itu setau saya sih, saya mendapatkan rekomendasi memang dari kenalan saya di MSW Global.
Sampai ketemu ya pemandangan laut! Cheers!
