Mohon tunggu...
Jingga
Jingga Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

M

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penjual Gelas Berisi Mantra yang Didatangi Kekasihku di Pasar Malam

14 November 2021   21:38 Diperbarui: 14 November 2021   21:58 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Desember. Musim penghujan. Pukul 22.00. Kupikir kebahagiaan sederhana itu adalah segala-galanya yang kupunya. Dia menghubungiku setelah sekian lama. Aku begitu merindukannya. Ia bercerita, aku mendengarkan. Banyak sekali, dan tidak mungkin aku menceritakan semuanya disini. Satu hal yang paling ku ingat. Ia bercerita mendapatkan gelas yang telah di isi mantra oleh penjualnya. Ia membelinya di pasar malam. Berulang kali aku mengatakan padanya itu hanya omong kosong. Tetapi ia tetap pada pendiriannya. Apalah dayaku, aku tidak ingin melanjutkan pertengkaran ke arah yang lebih serius. Ia berjanji akan memberikan gelas itu padaku ketika bertemu denganku suatu saat.

            ''Tidak pernah ada mantra-mantra, tidak ada penjual gelas seperti itu, jelasia menipumu sayang.'' Pikirku dalam hati.

            Aku pada akhirnya tetap mendengarkannya. Meyakini hal ini hanya karena kami berdua berbeda. Tetapi itulah sebenarnya masalahnya. Aku mengira hal ini akan menjadi salah satu pertengkaran aneh lagi kali ini.

Pertengkaran kami selalu saja sama. Mengatakan aku egois, tidak bisa diatur, dan tergesa-gesa. Dia selalu saja memintaku untuk mengubah sesuatu yang diluar kendaliku. Seolah-olah ia akan bertanggung jawab setelah aku berubah. Tentu saja, aku tidak pernah mengubah kelakuanku. Seperti kata-katanya aku akan mengiyakan permintaannya dan lupa dalam kurang dari 5 menit. Lagipula, sudah kukatakan gelas itu tidak pernah berisi mantra tetapi ia tidak pernah percaya. Dia selalu melakukan hal yang sia-sia. Banyak sekali sebenarnya yang ingin kukatakan padanya. Hanya saja entah semua itu kembali kutelan di kerongkongan. Lagipula setiap orang selalu mempunyai kebenaran mereka masing-masing. Aku begitu terbuka dengan segala perbedaan kami berdua. Aku berlebihan mengenai karakterku disini? terserah kalian.

            Kembali lagi kepada penjual gelas mantra omong kosong itu. Kekasihku -tidak tahu ia menganggap aku apa sebenarnya- mengoceh kesana-kemari mengenai penjual tersebut. Mengatakan bahwa penjual itu tak asing terhadapku. Kukatakan padanya bagaimana pedagang itu bisa tahu aku yang mana sungguh membuatku bosan dan marah karena harus mengulang-ngulang pertanyaanku.

            ''Lebih baik kamu pergi ke dukun daripada ke pedagang gelas itu.''

            ''Ha, menguna-guna kamu? untuk apa?'' Balasnya ketus.

            Jujur aku juga ingat penjual yang ia ceritakan padaku ini. Penjual itu selalu menanyai kenapa aku sendirian ke pasar dan tak lupa menawarkan dagangannya, yakni gelas. Seperti kata kekasihku, gelas itu kata pedagang tersebut bisa mengabulkan permintaan seseorang.

            Lagi-lagi gelas yang membuatku muak. Kekasihku mengatakan gelas tersebut akan mengabulkan satu permintaan dan akan memberikan permintaan itu untukku saja. Mulai bertanya lagi apa permintaanku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun