Polemik seputar tuduhan ijazah palsu mantan presiden Joko Widodo (Jokowi) sebenarnya merupakan isu lama yang sudah ramai berkecamuk sebelum Pilpres 2019, menjelang periode kedua pemerintahan presiden asal Solo tersebut.
Tuduhan soal ketidak-aslian Ijazah Jokowi - khususnya ijazah Sarjana Kehutanan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) -- santer beredar sejak masa kampanye Pilpres 2019. Namun tidak mendapat tempat serius di ruang publik, karena sudah dibantah langsung oleh pihak Universitas Gadjah Mada (UGM).
Klarifikasi dari UGM datang dari Dr Iva Ariani (Kepala Humas dan Protokol UGM saat itu):
"Joko Widodo benar alumni UGM, Fakultas Kehutanan, angkatan 1980 dan lulus tahun 1985. Kami memiliki dokumen lengkap, termasuk ijazah dan transkripnya," kata Dr Iva Ariani.
Prof Sigit Hardwinarto (Dekan Fakultas Kehutanan UGM, 2019) juga mengklarifikasi: "Pak Jokowi memang alumni kami. Dosen-dosen senior yang mengajarnya masih ada dan mengonfirmasi kebenarannya. Tidak ada keraguan," kata Prof Sigit pula.
Juga dukungan dari alumni dan teman-teman seangkatan juga  demikian, termasuk Halim HD, seorang seniman, aktivis yang juga seangkatan dengan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM.
Beberapa pejabat kampus dan juga Kemendikbud juga mengingatkan, bahwa data Jokowi tercatat resmi di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) di Kemendikbud. Sementara copy ijazah dan transkrip asli juga masih tersimpan di UGM, sudah beberapa kali diverifikasi untuk pencalonan Walikota Solo (dua kali 2005-2012), Gubernur DKI Jakarta (2012). Termasuk dua kali sebelum pencalonan Pilpres 2014 dan 2019.
Bambang Tri Mulyono
Sekitar bulan Oktober 2022 gugatan Bambang Try Mulyono -- penulis buku "Jokowi Undercover" membawa kasus dugaan Ijazah Palsu Jokowi ini ke meja pengadilan. Bambang Tri lebih tandas mengemukakan, bahwa Jokowi menggunakan Ijazah Palsu sejak SD di Solo hingga UGM.