Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Debut Patrick Kluivert Diwarnai Kekalahan di Sydney

21 Maret 2025   03:51 Diperbarui: 21 Maret 2025   09:22 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debutan timnas Garuda, Ole Romeny satu-satunya pencetak gol bagi Indonesia di Sydney (paling kanan) disamping Marselino Ferdinan saat berhimne. (Foto Layar RCTI/Jimmy S Harianto)

Angka merah mengawali rapor pelatih timnas Garuda asal Belanda, Patrick Kluivert di matchday ketujuh babak ketiga penyisihan Piala Dunia 2026 lawan tuan rumah Australia di Sydney, Kamis (20.03.2025). Tuan rumah Australia unggul telak 5-1 atas Indonesia dengan satu-satunya gol balasan dari kaki debutan baru Ole Romeny striker Oxford United.

Sempat mendapat peluang emas saat Indonesia mendapat kesempatan penalti pada menit ketujuh, ketika Rafael Struick dijatuhkan pemain belakang Australia di kotak penalti. Namun eksekusi yang dilakukan pemain belakang Garuda asal Belanda, Kevin Diks, bolanya hanya membentur mistar pojok kiri Australia.

Meski tampil menawan dengan permainan agresif a la total football seperti gaya permainan yang dibawa sang pelatih dari Negeri Kincir itu, namun main cantik menyerang itu rupanya tidaklah cukup. Australia yang tidak pernah gagal lolos ke putaran final Piala Dunia sejak pindah ke Konfederasi Asia (AFC) tahun 2006, sangat mematikan serangan baliknya, maupun memanfaatkan peluang bola mati meski hampir selalu tertekan berat. Garuda diredam, meskipun dalam catatan statistik pertandingan dicatat lebih dominan dalam penguasaan bola.

Mantan pelatih timnas Shin Tae-Yong asal Korea Selatan, yang ikut nonton bareng para pendukung timnas Indonesia di area Stadion Gelora Bung Karno Jakarta pada saat bersamaan, mengatakan kepada pers Indonesia bahwa kurangnya waktu adaptasi pelatih baru dengan timnya mempengaruhi performa tim, terutama dalam aspek-aspek pertahanan terhadap 'set piece'. Seperti misalnya kurang antisipasi menghadapi bola mati lawan...

Kekalahan di matchday ketujuh dari 10 pertandingan penyisihan Grup C Asia untuk Piala Dunia 2026 ini tentunya membuat peluang Indonesia lolos langsung sebagai salah satu dari dua peringkat teratas grup, menjadi meredup. Apalagi Arab Saudi, rival terdekat Indonesia di bawah Australia, meraih angka bulat kemenangan atas China di Jeddah, Jumat (21.03.2025) dinihari 1-0. Jepang mengungguli Bahrain di Saitama 2-0.

Pupus Peluang Awal

Kegagalan pemain Copenhagen FC Kevin Diks mengeksekusi penalti di menit ketujuh, menjadi titik balik  yang terlalu dini  bagi timnas Garuda. Sebaliknya bagi Australia, kegagalan penalti ini memberikan momentum bagi untuk bangkit dari tekanan, dan balik mendominasi permainan. Padahal, awalnya Indonesia memulai dengan permainan agresif dan menawan a la total football, sebelum mendapatkan peluang emas penalti di menit ketujuh.

Kekalahan telak 1-5 Indonesia di kaki Australia ini tidak hanya memperkecil peluang lolos langsung ke Piala Dunia 2026 sebagai tim dua teratas Grup C, tetapi juga membawa beban berat timnas Garuda yang bakal menghadapi Bahrain di Gelora Bung Karno, Selasa (25.03.2025) mendatang. Jika gagal lolos langsung sebagai dua teratas Grup C, maka peluang lolos bisa melalui cara masuk Babak Ketiga sebagai tim peringkat 3-4 grup, untuk berebut dua tempat tersisi guna lolos Piala Dunia.

Dalam klasemen Grup C pun, kekalahan ini membuat Indonesia tersuruk dari peringkat ketiga menjadi keempat di bawah Jepang, Australia dan Arab Saudi. Arab Saudi meraih angka bulat 3 poin dari kemenangan atas China di Jeddah.

Selain gagal memanfaatkan peluang emas awal, timnas Garuda juga memiliki kelemahan mengantisipasi lawan dalam skenario bola mati. Kenyataannya, dua dari lima gol Australia (5-1), berasal dari situasi tendangan sudut. Ini menunjukkan, Indonesia meski memiliki kemampuan duel udara yang baik seperti Jay Idzes, Sandy Walsh dan Mees Hilgers, namun kurangnya koordinasi dan perencanaan dalam menghadapi 'set piece' bola mati, menjadi celah yang dimanfaatkan lawan dengan baik.

Setelah kegagalan penalti, terlihat sekali Indonesia kehilangan fokus. Terpukulnya psikologi pemain-pemain Garuda ini dimanfaatkan betul oleh Australia, yang bisa mencetak gol pertama dalam waktu singkat. Australia mencetak gol pertama lewat eksekusi penalti Martin Boyle di menit ke-18 atas pelanggaran Nathan Tjoe-A-On di area penalti, disusul gol kedua oleh Nishan Velupillay hanya dua menit kemudian. Kehilangan konsentrasi dalam momen-momen babak krusial seperti ini berakibat fatal, dan mengubah jalannya pertandingan menjadi berbalik lawan yang dominan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun