Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dari Piala Dunia Sampai Tersungkurnya Mike Tyson

8 Februari 2025   19:29 Diperbarui: 11 Februari 2025   08:55 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wartawan-wartawan Olahraga Jadhoel, dari kiri Yesayas Octovianus (eks Kompas), Jimmy S Harianto (eks Kompas), Ian Situmorang (eks Bola) dan Hendry Ch Bangun (eks Kompas) mengisi obrolan di sela Rakernas Siwo PWI Pusat di Banjarmasin (07.02.2025) dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2025 Kalsel. (Foto: Herwan Pebriansyah)

Wartawan Olahraga itu, menurut Hendry Ch Bangun, memang dilahirkan untuk bekerja. Selain pintar mencari network, juga "pintar mencari duit", mencari sponsor. Itu sebabnya mengapa banyak di antara wartawan-wartawan olahraga nasional yang saat ini menduduki posisi di organisasi kewartawanan.

"Ada banyak event olahraga yang diselenggarakan berkat inisiatif wartawan olahraga, seperti dulu Kejurnas (Kejuaraan Nasional) Balap Sepeda, juga kejuaraan tinju internasional Sarung Tinju Emas...," tutur Hendry, yang dulu wartawan olahraga kelotokan bertahun-tahun, dan kini Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Hendry mengungkapkan hal ini dalam kesempatan mengawali Rakernas (Rapat Kerja Nasional) wartawan-wartawan olahraga yang bergabung dalam Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Pusat di Hotel Banjarmasin International di Banjarmasin, Jumat (07.02.2025) dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2025.

Radja Pane, Ketua Panitia Penyelenggara (Panpel) HPN 2025 Banjarmasin, juga serupa pendapatnya. "Wartawan olahraga (Siwo) banyak andil dalam pembentukan organisasi induk olahraga (KONI Pusat)," tutur senior wartawan yang kini di kepengurusan PWI Pusat.

"Kami masih berhak (suara) memilih Ketua KONI Pusat...," kata Hendry pula, karena selain memiliki tugas menulis berita olahraga untuk medianya, wartawan olahraga juga harus ikut memajukan olahraga nasional.

Sangat banyak wartawan, yang setelah senior, mereka terjun di induk cabang-cabang olahraga, bahkan menduduki posisi penting.

Kudu Pernah Liput Piala Dunia

Lain lagi pendapat wartawan senior, kawakan, mantan Ketua SIWO PWI Jaya Paiyan Situmorang. Bahwa umumnya wartawan, 'kudu' pernah naik haji, belum genap hidupnya kalau belum pernah "meliput Piala Dunia".

"Dan lebih genap lagi, wartawan olahraga kudu pernah meliput Olimpiade, Piala Eropa dan juga kejuaraan Grand Slam Tenis, entah Australia Terbuka, Perancis Terbuka, Wimbledon atau AS Terbuka, di samping pernah meliput Piala Dunia.

Mengapa kudu demikian? Iyan Situmorang mengatakan, seorang wartawan olahraga baru genap memiliki wawasan olahraga lengkap jika pernah meliput kejuaraan-kejuaraan besar dunia tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun