Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bonge Citayam Disewa Toko Online

29 Juli 2022   10:12 Diperbarui: 29 Juli 2022   13:03 2309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bonge dan aksi jalanan Citayam Fashion Week di Dukuh Atas pada Kamis (28/07/2022) (Foto: Tira Hadiatmojo)

Bonge ikon Citayam Fashion Week siang hari Kamis (28/07/2022) itu 'dikawal' serombongan orang yang tengah meminta dia syuting untuk iklan sebuah brand besar saat ini, sebuah bisnis online shopping S****E. Tidak ada si cantik 'seleb' Citayam Jeje Slebew kali itu. 

Bonge ditemani ikon Citayam fesyen lainnya, Kurma, yang seperti juga Bonge yang hitam alami terbakar matahari, maka Kurma pun 'glowing' matahari wajahnya. Seperti juga Bonge, Kurma pun rambutnya dicat blereng-blereng.

Begitu datang ke lokasi, remaja kurus--yang mendadak tenar karena idenya membikin zebra cross di Jalan Tanjung Karang Dukuh Atas Jakarta Pusat itu jadi catwalk warga urban Ibu Kota--ini langsung dikawal serombongan orang.

Ketika tiba di trotoar Jalan Tanjung Karang, Bonge pun disambut teriakan ratusan orang yang penasaran nonton Citayam fesyen: "Bonge! Bonge! Bonge!". 

Dan Bonge langsung digiring masuk ke gedung kaca di sebelah Kopi Janji Jiwa, yang persis di posisi tusuk sate zebra cross jalan Tanjung Karang.

"Bonge masuk dulu yaa...," kata salah satu anggota rombongan untuk memisahkan Bonge dari kerumunan orang banyak, guna kepentingan syuting dan bisnis tentunya. Pakai bayar cuan pula, untuk menyewa Bonge demi iklan.

Jelas dari tingkah dan model pakaiannya, meski menyesuaikan dengan fesyen jalanan, kelihatan mereka yang menggiring Bonge dan Kurma ke gedung kaca itu orang-orang gedongan.

Orang-orang yang memanfaatkan popularitas mendadak Bonge untuk kepentingan bisnis online mereka. Bukan seperti Bonge yang khas berwajah 'glowing' terbakar matahari. Bukan khas alami wajah-wajah anak jalanan. Tetapi mereka rombongan mulus kulit, dan rambut dicat 'hombre' beneran, seperti anak muda urban lainnya. Bukan model cat rambut kamar mandi, cat rambut polesan sendiri, seperti awal-awal Bonge turun di jalanan Dukuh Atas.

Lokasi di sekitar zebra cross Dukuh atas ini memang lokasi seberang taman di mulut stasiun MRT tak jauh dari stasiun angkutan para Citayamers itu. Sebuah stasiun Kereta Listrik di Dukuh Atas salah satu tujuan keret dari Citayam, Bojong Gede, Depok untuk tujuan kawasan Sudirman. Tempat dulu mereka biasa nongkrong dan ngamen.

Rombongan online shopping itu 'menitipkan' tokoh setingan mereka, lupa saya namanya. Tetapi tubuhnya subur berbalut jaket kampus. Rambut tersisir. Tanpa polesan cat. Tubuh lebih kekar tanda terpelihara, baju jins, kaus gedongan, terlihat dari wajahnya yang tidak terlalu 'glowing' terbakar matahari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun