Mohon tunggu...
Jimmy Carter sudianjaya
Jimmy Carter sudianjaya Mohon Tunggu... Dosen - ....

.....

Selanjutnya

Tutup

Financial

Awas Risiko Psikofinansial Akibat Covid-19

30 Juni 2020   20:42 Diperbarui: 30 Juni 2020   20:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

 Judul diatas pasti membuat pembaca mengernyitkan dahi, Apa sih hubungan antara masalah keuangan dengan psikologi dan covid-19? Emang ada hubungannya ? Bener ga sih? Yuk sama sama kita bahas. Masih ingat film 2012 yang bercerita tentang ramalan kiamat ? yang menarik dari film ini adalah bagaimana manusia berusaha survive dengan segala cara. 

Bagi orang kaya berduit, mereka berebut membeli tiket yang harganya jutaan dollar agar bisa naik dalam bahtera yang akan menyelamatkan mereka dari kematian.  Hmm…masih banyak lagi contoh anomali prilaku manusia dalam mengelola uangnya. 

Shefrin(2000) mendefinisikan behaviour finance adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi prilaku manusia dalam mengelola keuangannya. Sesuai konsep tersebut, jadi bisa disimpulkan bahwa masalah keuangan seringkali disebabkan oleh masalah psikologi.

Nah di era pandemi covid-19 ini, sebenarnya kita menghadapi tekanan psikologi yang sangat berat antara lain merasa terpenjara di rumah, bosan dengan aktivitas yang itu itu saja, ketakutan setelah menonton atau mebaca berita perkembangan pasien corona dan panik berlebihan akibat membayangkan krisis yang akan terjadi. 

Nah adanya rasa panik ini membuat keputusan keputusan yang kita buat termasuk keputusan keuangan menjadi tidak rasional misalnya panic buying membeli barang dalam jumlah banyak melebihi kebutuhan normal dengan alasan stok/persediaan sebenarnya lebih disebabkan rasa takut berlebihan  akan ketersediaan barang tersebut di masa datang, panic rush atau penarikan tunai besar besaran yang di triger oleh rasa takut kehabisan uang tunai atau takut Bank ditutup. 

Panic sellin yaitu menjual seluruh aset dengan harga murah. Nah kepanikan tadi akan mengganggu stabilitas keuangan dan meningkatkan demand pull inflation. 

Sebenarnya kita tidak perlu panik berlebihan karena berbagai langkah dan kebijakan telah diambil oleh Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memitigasi dampak Covid-19 sehingga stabilitas sistem keuangan dan makroprudensial aman terjaga, serta momentum pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan. 

Pertanyaan berikutnya adalah Apa sih yang bisa kita lakukan dalam membantu upaya Bank Indonesia tersebut? Jawabnya dengan berprilaku cerdas dalam mengelola keuangan. Nah, ini ada tips Cerdas Berperilaku supaya keuangan kita tetap survive ditengah pandemi 

1# Siapkan mental Anda, berpikir positif dan jangan panik Kondisi saat ini cenderung membuat kita menjadi lebih mudah panik. Kondisi panik akan membuat kemampuan pengambilan keputusan Anda akan menjadi bias. Dalam kondisi panik orang cenderung melakukan tindakan hanya berdasarkan naluri bertahan hidup bukan logika. Ingat , jangan panik, tetap tenang dan fokuslah hanya kepada hal-hal yang dapat anda ubah dan jangan gampang terpengaruh. 

2# Beri pemahaman bagi seluruh anggota keluarga Duduk bersama dan Jelaskan kondisi saat ini kepada seluruh anggota keluarga sehingga semua memiliki mindset yang sama. Satu misi dan satu visi sangat penting untuk tetap survive di kondisi pandemi ini 

#3 Lakukan revisi terhadap anggaran belanja dan rencana pengeluaran •Buatlah skala prioritas dalam pengeluaran bedakan mana yang kebutuhan dan keinginan, kurangi pengeluaran yang tidak penting •Pastikan alokasi anggaran untuk cicilan hutang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun