Mohon tunggu...
Jimmy Banunaek
Jimmy Banunaek Mohon Tunggu... Guru - Menulislah sebelum engkau mati

Penulis pemula yang mau terus belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Namanya Dorkas

11 Juni 2019   18:22 Diperbarui: 11 Juni 2019   18:26 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percakapan antara ibu dan dorkas tidak menemui hasil karena ibunya tidak berani berbicara dengan ayahnya yang terkenal dengan keras kepala dan tidak mau mendengarkan masukan dari ibunya. Dorkas kemudian menyerah dan berpasrah pada hidupnya dan menjalani hari-harinya dengan penuh kepedihan.

Empat tahun kemudian hidup dalam ketidak pastian akhirnya ia mau membuka hati dan memberikan cintanya kepada seorang pria yang pada waktu itu berpapasan dengannya di hutan. Pria itu adalah seorang gembala dan anak dari seorang kepala desa. Dorkas pun menjalani hubungan bersama dengannya.

Hubungan keduanya dijalani dengan serius karena menurut Dorkas mungkin ini jalan Tuhan baginya agar menyudahi kesendiriannya. Dia tidak berpikir  lagi tentang sekolah karena sekolah tidak penting seperti yang dikatakan orang tuanya. Mau sekolah tinggi bagaimanapun pasti akan kembali ke dapur untuk mengurus suami dan anak-anak.

Kedua orang tua Dorkas kemudian menemui orang tua dari pria tersebut. Maksut kedatangan mereka untuk membicarakan hubungan kedua anaknya ke tingkat yang lebih "serius". Karena sebagai masyarkat biasa kedua orang tua dari Dorkas yang menemui orang tua dari pria itu. Padahal dalam adat istiadat, orang tua dari prialah yang harus menemui orang tua dari wanita.

Akhirnya kesepakatanpun terjadi antara kedua orang tua. Tanggal pernikahanpun telah ditentukan.  Kesepakatan ini disampaikan kepada Dorkas. Diapun menjadi senang. Hatinya berbunga-bunga memikirkan masa depannya bersama anak kepala desa. Ia nyakin akan bahagia karena semua adalah pilihan orang tua. Orang tuanya pun bahagia karena Dorkas sudah kembali ceria ketika menemukan lelaki pilihannya ini.

Semua persiapan dari adat berupa "antaran dulang" telah disiapkan oleh pria tersebut. Demikian dari keluarga Dorkas pun melakukan hal yang sama. Semuanya dipersiakan dua hari sebelum pernikahan mereka. Semua keluarga telah diundang. Pihak gereja pun telah diberitahukan. Hari pernikahan akan segera dilangsungkan.

Satu hari sebelum pernikahan, suasana kebahagian berubah menjadi kepanikan. Ada seorang wanita yang datang mengakui bahwa ia telah mengandung anak dari pria itu. Wanita itu datang bersama orang tua dan keluarganya. 

Mereka dari kampung sebelah. Mereka menemui orang tua dari pria itu dan memaksa agar anaknya mempertanggujawabkan janin yang ada dalam kandungan ini. Karena menurut pengakuan dari anak mereka bahwa pria inilah yang telah menghamilinya. Mereka berdua telah menjalin hubungan sekitar enam bulan.

Orang tua dari pria itu kemudian menanyakan perihal tersebut kepada anaknya dan anaknya mengakui hal tersebut. Serasa napas dari orang tua itu hampir putus, badannya gemetar. Pikirannya menjadi kacau karena besok akan dilangsungkan pernikahan anaknya. 

Amarah itu semakin memuncak, diraihnya pedang disamping pinggangnya dan ditebas menuju anaknya namun karena hal itu telah dilihat oleh anaknya sehingga pedang itu meleset.

Anaknya kemudian lari meninggalkan rumah tersebut. Orang tua dari pria itu berjanji akan bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuat oleh anaknya. Kemudian Perempuan bersama orang tua dan keluarganya meminta pamit untuk pulang. Suasana rumah menjadi tegang. Situasi menjadi kacau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun