Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nikmatnya Papeda di Danau Sentani

3 Mei 2016   22:17 Diperbarui: 4 Mei 2016   00:54 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papeda Makanan Khas Papua, Papua Barat dan Maluku

Rasa makanan papeda yang konon bisa menghilangkan flu dengan ikan berwarna kuning yang direbus dengan sayur manis warna hijau masih terasa nikmat di lidah saat menyantapnya di restoran kecil di pinggir Danau Sentani, Jayapura. Lalu entah kenapa tiba-tiba pikiran ini teringat pada keadaan Indonesia di tahun 2016.

Papeda yang lezat dan dicampur dengan kuah dan ikan katanya bisa menghilangkan flu (Sumber: indohoy.com)

Awalnya agak bingung melihat perilaku gubernur yang senang mengambil uang rakyat untukmemperkaya dirinya padahal sebenaranya sudah hidup baik. Mungkin belum banyak yang lupa gubernur sederhana dari Medan, Sumatera Utara yakni SyamsulArifin. Begitu sederhananya dia jarang pakai kaos kaki dan pernah jualan roti itu bangga bisa menjadi gubernur. Namun sayangnya dia divonis bersalah dan dihukum 6 tahun penjara karena dianggap melakukan korupsi saat menjadi Bupati Langkat yang menyebabkan kerugian negara senilai Rp. 98,7 Miliar. Dia masih harus hidup di dalam penjara  sekarang.

Masih di Sumatera, Gubernur Bengkulu Agusrin Najamuddin juga disidangkan dalam kasus korupsi pajak bumi dan bangunan serta bea penerimaan hak atas tanah dan bangunan bengkulu tahun 2006-2007. Agusrin didakwa korupsi APBD Bengkulu senilai 27 Miliar rupiah. Bulan Januari 2012 MA memvonis Agusrin dengan kurungan 4 tahun penjara. Sayang rasanya kedudukan yng cukup terhormat sebelumnya harus berakhir tragis seperti itu.

Mantan Gubernur Riau Rusli Zainal juga tersangkut kasus korupsi antara lain dalam PON Riau,Suap dan Korupsi penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HutanTanaman (IUPHHK-HT) di kabupaten Pelalawab Riau. Tanggal 17 Januari 2014 Mahkamah Agung(MA) memperberat hukuman terdakwa kasus korupsi PON Riau, Rusli Zainal dari 10 menjadi 14 tahun penjara dan juga mencabut hak politik mantan gubernur Riau tersebut. Tragis nian nasib mantan pejabat terhormat itu.

Kalau kitaberangkat ke Maluku, maka Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn (lahirdi Ternate, 28 September 1957) juga menjadi tersangka kasus korupsi dana tak terduga (DDT) tahun 2004 di Pemprov Maluku Utara yangmerugikan negara senilai Rp, 6,7 Miliar Rupiah. Majelis hakim tindak pidana korupsi (Tipikor) memvonis Thaib Armaiyn dengan hukuman pidana dua tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsidair tiga bulan. Pengadilan berpendapat bahwa Thaib terbukti melakukan korupsi anggaranDana Tak Terduga (DTT) Pemprov Malut tahun 2004 sebesar Rp 6,916 miliar. 

Di pulau Jawa juga tidak terkecuali. Gubernur Banten Ratu Atut Choisyah (lahir di Ciomas, Banten, 16 Mei 1962)tersangkut kasus suap Pilkada Lebak dan Korupsi Alat Kesehatan (Alkes) di Pemprov Banten. Jika hasil korupsi kepala daerah itu dikumpulkan, jumlahnya mencapai 1,6Triliun. Mahkamah Agung tanggal 23 Februari 2015 memperberat hukuman mantan Gubernur Banten, Atut Chosiyah, dari empat tahun menjadi tujuh tahun penjara. Di tingkat pertama, Atut divonis penjara 4 tahun dan denda Rp200 juta subsider 5 bulan kurungan karena dianggap bersalah memberikan uang Rp1 miliar kepada Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Akil Mochtar. Sayang sekali jabatan tinggi dan kedudukan sosial yang sangat dihormati harus berakhir di dalam penjara.

Muncul pertanyaan bagi kita kenapa para gubernur itu masih berupaya memperkaya dirinya walaupun hidupnya sudah jauh lebih baik dan sudah mapan sebenarnya. 

Lalu ketika muncul gubernur Jokowi,Ganjar Pranowo, Ahok, dll yang jauh berbeda dan kelihatannya tidak ada niat memperkaya diri seharusnya masyarakat senang karena uang rakyat akan dapat digunakan untuk membantu perbaikan kehidupan sekitar 250 juta masyarakat Indonesia. Saat Jakarta dipimpin Jokowi dan Ahok banyak perubahan yang terjadi;kali Ciliwung yang jorok sudah mulai indah hanya untuk menyebut satu contoh saja. Jawa Tengah juga menjadi provinsi yang bebas korupsi saat ini karena gubernurnya berani dan tegas. Tapi kenapa tidak semua masyarakat mendukung dan mengharapkan gubernur seperti mereka ya?

Sulit mendapatkan jawaban yang memuaskan, kita lanjutkan saja menikmati papeda yang sangat lezat jika disantap dengan ikan kuning berkuah hangat sambil menikmati keindahan Danau Sentani, Jayapura. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun