Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Usul Kepada KPU untuk Hadapi Pemilu 2024

19 April 2019   20:14 Diperbarui: 22 April 2019   08:09 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertama-tama sebagai masyarakat Indonesia kita bangga bisa menyelenggarakan pemilihan umum secara langsung tanggal 17 April 2019. Sampai-sampai Korea Selatan mengatakan Indonesia sebagai demokrasi terbesar di dunia; mungkin karena partisipasi pemilih Yang lebih dari 80%.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan  Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pantas mendapat penghargaan. Apalagi sistem pemilu yang kita laksanakan saat ini masih relatif baru. Dulu dalam mata kuliah Pemilu di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI) yang selalu dijadikan rujukan bahwa Indonesia pernah melakukan demokrasi hanya dengan pemilu tahun 1955.

Setelah reformasi 1997/1998, pelaksanaan demokrasi semakin hari semakin baik. Namun harus diakui bahwa sistem pemilu ini merupakan pembelajaran dari negara lain, terutama dari Amerika Serikat dan Perancis.

Kita baru memulai pemilihan presiden secara langsung tahun 2004 di mana Presiden BJ Habibie sengaja menyiapkan itu dengan sungguh-sungguh walaupun dia sendiri tidak ikut mencalonkan diri.

Belajar dari pelaksanaan pemilu langsung tahun 2004, 2009, 2014, dan 2019 ini dan dengan hakekat sikap orang Indonesia Yang mudah sekali menerima sistem baru dan sangat kuat memegangnya ada beberapa masukan untuk menjamin demokrasi Indonesia yang makin  baik dan berkualitas.

Yang pertama KPU dan Bawaslu perlu merencanakan pelaksanaan pemilu dengan strategi yang baik dan efisien. Misalnya kampanye tidak perlu dibuat terlalu panjang dan melelahkan. Kampanye terakhir harus dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Sehari setelah kampanye terakhir perlu diadakan pertemuan informal misalnya makan malam bersama dengan menampilkan musisi atau artis yang bisa menghibur dan menenangkan suasana. Calon presiden dan wakil presiden perlu dibuat duduk bersama di meja yang sama. Sebelum makan malam itu hanya Ketua KPU sebagai tuan rumah yang berbicara. Semua pimpinan partai diundang dalam acara makan malam tersebut.

Kemudian malam sebelum pelaksanaan pemungutan suara diadakan lagi makan malam bersama lagi, tapi lebih singkat dan saat itu kedua calon presiden perlu berbicara untuk menghimbau seluruh masyarakat ikut melakukan pemungutan suara tapi tidak boleh berbau kampanye dan harus berupaya menenangkan suasana. Bila perlu diarahkan agar kedua calon berkomitmen untuk menerima hasil pemilu dan yang kalah kan mengucapkan selamat kepada pemenang.

Yang kedua KPU perlu bekerja sama dengan lembaga survei terpercaya sehingga perhitungan cepat (quick count) hanya boleh dilakukan KPU. Para calon tidak diperkenankan untuk melakukan perhitungannya sendiri. Seluruh televisi dan media hanya boleh menyiarkan angka dari KPU yang telah bekerja sama dengan lembaga survei yang terpercaya. Di luar itu tidak diperkenankan untuk melakukan perhitungan cepat. Hal ini sudah dilakukan di beberapa negara di dunia. 

Sejalan dengan hal itu KPU bisa membuat perhitungan cepat di satu tempat, dengan disaksikan oleh perwakilan asing dan pengamat pemilu lainnya, media, serta masyarakat yang ingin memantau. Perhitungan cepat hanya boleh dilakukan oleh KPU yang bekerjasama dengan lembaga quick count yang sudah diseleksi.

Kalau dua hal ini bisa diterapkan dalam pemilu 2024 mudah-mudahan demokrasi kita makin berkualitas dan membuat masyarakat Indonesia dapat menikmati pemilu atau demokrasi baik dari pihak yang menang maupun yang kalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun