Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berjalan Kaki 300 Km demi Pendidikan

21 November 2018   14:13 Diperbarui: 21 November 2018   14:22 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namanya Togu Simorangkir. Pendidikannya cukup tinggi, magister dari Inggris. Sudah pernah tampil di Kick Andy tahun ini. Apa yang istimewa dari Togu? 

Sebenarnya Togu sudah bekerja mapan di konvervasi orang utan di Kalimantan. Namun suatu hari dia ingat nasib anak-anak di kampung halamannya di sekitar Toba yang tidak mampu mengenyam pendidikan, bahkan hanya untuk membaca buku pun tidak bisa karena keadaan ekonomi orang tua mereka. 

Maka Togu memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan pulang kampung. Dia menjadi petani yang bisa menjadi teladan bagi penduduk di sekitarnya. Dari buku tentang peternakan bebek, dia memulai beberapa ekor dan kemudian berkembang hingga ribuan ekor. Namun penduduk di sana tidak ada yang mengikutinya. 

Dia menanam padi organik demi menjaga lingkungan hidup dan hasilnya cukup bagus, walaupun hanya mengggunakan pupuk alami, namun tidak banyak yang mengikuti.  

Togu berkesimpulan memang orang itu harus dididik sejak dini. Lalu Togu mendirikan perpustakaan informal bernama "Sopo Belajar." Dia meminta bantuan dari berbagai pihak untuk mengirimkan buku apa saja agar ada yang bisa dibaca anak-anak di sekitar Danau Toba.

Awalnya banyak orang tua yang menentang Togu karena dianggap anak-anak mereka yang biasanya bertani di sawah menjadi lahan mereka terbengkalai karena sibuk membaca di Sopo Belajar. Togu mengatakan bahwa anak-anak itu belum saatnya untuk bekerja. Mereka masih butuh bermain. Togu menjelaskan mereka dibantu untuk bermain sambil belajar. 

Namun banyak orang tua yang tidak bisa menerima. Apalagi orang tua di kampung itu biasanya asyik di warung kopi atau yang dikenal dengan lapo sambil minum tuak dan anak-anaklah yang disuruh bekerja di sawah. 

Lambat laun banyak dukungan yang datang. Sudah ada 8 Sopo Belajar dan dua kapal belajar yang dikelola Togu dan teman-temannya. Seorang kapten kapal, yang SMApun tidak lulus, Biston Manihuruk, awalnya tidak mengerti. 

Berbicara di depan banyak orangpun awalnya dia tidak mampu. Namun Biston sekarang sering tampil di depan anak-anak agar rajin membaca dan belajar agar bisa lebih baik dari dirinya. 

Apa hasilnya sejauh ini? Beberapa Balingers (sebutan untuk anak-anak muda "gila" yang mau bergabung dengan Togu seperti Biston) menjadi pekerja di Sopo Belajar dan banyak anak-anak yang menjadi cerdas di sekolah masing-masing setelah mengikuti kegiatan membaca dan belajar di Sopo Belajar ini. 

Togu sangat kreatif. Pernah dia berenang menyeberangi Danau Toba untuk pengumpulan dana. Kini dia muncul dengan ide dan sedang berjalan kaki 300 km sekitar Danau Toba, dan bersyukur untuk sementara sudah Rp 300 juta yang terkumpul melalui rekening Yayasan Alusi Tao Toba di Bank Mandiri (1070005929098). 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun