Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Ciptakan Cicak vs Buaya Lagi, Kasihan Rakyat!

10 Oktober 2018   09:12 Diperbarui: 11 Oktober 2018   07:52 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnivan. Sumber: Kompasiana.


Pemberitaan politik tentang pengungkapan hasil penyelidikan Indonesialeaks dan kolaborasi 9 media di Indonesia pada Selasa, 9 Oktober 2018 yang menyebut seputar aliran dana suap yang diduga diterima oleh sejumlah pejabat institusi kepolisian, termasuk nama Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, kiranya perlu dipahami dengan baik.

Saat ini secara umum boleh dikatakan bahwa Kepolisian RI cukup baik di bawah kepemimpinan Kapolri Tito Karnavian. Tanpa mengesampingkan hasil penyelidikan Indonesialeaks tersebut dan kemungkinan keterlibatan Tito Karnavian, ada yang perlu kita jaga yakni kelangsungan negeri ini.

Kita harus hindari upaya "menjadikan semua orang tidak ada yang bersih." Seolah-olah kalau masih ada pejabat yang melakukan korupsi maka hal itu dianggap "wajar" karena semua orang sudah melakukan itu. Kita harus mendukung tokoh-tokoh yang gencar membasmi pemberantasan korupsi di negeri ini.

Secara umum kita sudah melihat bahwa Kapolri Tito Karnavian, sama seperti pejabat lainnya seperti Presiden Jokowi, pimpinan KPK, mantan Hakim Agung Artijo Alkotsar, Gubernur Ridwan Kamil, Walikota Rismarini, dll merupakan tokoh yang mendukung perbaikan negeri ini.

Namun tidak berarti bahwa mereka itu tidak mempunyai kekurangan. Ada yang mengatakan bahwa untuk mencari polisi yang baik dan bersih tidak akan ketemu, namun kita yakin bahwa saat ini Tito Karnavianlah yang terbaik. Kita berikan saja kesempatan untuk melanjutkan kepemimpinannya yang sudah menunjukan hasil positif. 

Namun "menjatuhkan" orang-orang ini atau mencari kesalahan mereka karena dianggap bersih tidak baik demi kelangsungan negara kita. Kalau memang Tito Karnavian terlibat lebih baik ditunggu saja sampai nanti tidak menjabat. Apalagi harus mengaitkannya saat menjabat sebagai Kapolda Metro, dan Kepala BNPT. Lebih baik dia didukung memimpin Polri agar lebih baik sesuai harapan masyarakat.

Lebih bijak kalau kita berupaya agar muncul tokoh-tokoh bersih seperti di Kehakiman agar muncul hakim yang seberani Artijo Alkotsar. Kalau dicari kekuarangan Artijo pasti ada, namun dia sudah menunjukkan bahwa dia merupakan hakim yang lebih berani dibandingkan dengan hakim lainnya. Harapan kita semua hakim sekarang mau mengikuti keberanian Hakim Artijo dengan hidup sederhana dan tidak takut menjatuhkan hukuman berat bagi koruptor.

Para kepala daerah juga kiranya bisa mengikuti jejak Ridwan Kamil dan Rismarini dalam penggunaan keuangan negara. Apakah mereka ada kekurangan? Pasti. Tapi setidaknya mereka jauh lebih baik dari pada Gubernur Jambi Zumi Zola yang sedang menghadapi kasus korupsi. Kita harus hindari kesan seolah-olah negeri yang baru merdeka 73 tahun ini tidak bisa dibersihkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun