Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arti Kebaikan di "Zaman Now"

20 Agustus 2018   17:28 Diperbarui: 21 Agustus 2018   08:26 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yohanes Ande Kala (Joni), siswa SMP pemanjat tiang bertemu dengan Menpora Imam Nahrawi. (Eva Safitri/detikcom).

Kita telah menyaksikan keberanian dan ketulusan seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tanpa alas kaki memanjat tiang bendera untuk memperbaiki agar bendera merah putih dapat naik dan berkibar di puncak. Kejadiannya berlangsung pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 di Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Beli, Nusa Tenggara Timur.

Saat itu bertindak sebagai Inspektur Upacara Wakil Bupati Belu, J.T Ose Luan. Saat bendera sudah siap untuk dikibarkan tiga pengerek bendera berseragam putih itu, tiba-tiba tali bendera terputus sehingga tidak bisa dinaikkan. Disaksikan para peserta upacara, Camat Tasifeto Timur segera meminta siapa saja yang bisa memanjat tiang bendera untuk memperbaiki.

Di situlah muncul Yohanes Ande Kala, siswa SMPN 7 Silawan menawarkan diri dan langsung memanjat tiang bendera di hadapan para peserta upacara. Saat di tengah terlihat Joni kelelahan dan terlihat berhenti. Ada suara yang meminta turun saja. Namun dengan semangat pantang menyerah akhirnya dia mampu sampai ke puncak dan berhasil memperbaiki sehingga bendera merah putih kemudian dapat dikerek dengan baik dan berkibar.

Apa arti sikap berani dan tulus murid SMP itu?

Wakil Bupati di tengah pidatonya memuji sikap Joni dan memanggilnya maju ke depan dan berdiri di samping Inspektur Upacara.

Kemudian berbagai penghargaan hingga dari Jakarta bermunculan.

Menpora Imam Nahrawi, Panglima TNI bahkan Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan atas sikap heroik Joni itu.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberikan jaket Asian Games 2018 kepada Joni. Bahkan ia juga diajak berkeliling ruang kerja Menteri. Lalu, sampai di ruang kerja, Joni pun dikasih kesempatan duduk di kursi Menpora.

Ketika diminta datang ke Jakarta, Joni dibelikan seragam sekolah baru oleh Kapolres Belu AKBP C Tobing.

Ayah Joni, Victorino Fahik Marshal, yang merupakan mantan pejuang integrasi dari Timor Leste dan ibunya, Lorensa Gama, yang merupakan keluarga kurang mampu juga ikut diundang ke Jakarta.

Sikap keberanian dan ketulusan ternyata masih mendapat penghargaan yang tinggi di era teknologi informasi ini. Semoga ini dapat memicu semangat anak-anak muda Indonesia yang walaupun miskin asal berani dan tulus membantu akan mendapatkan penghargaan pada waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun