Sumber foto: Agus Suparto (Presidential Palace)
Jika tidak ada aral melintang, Jokowi akan kembali menjadi presiden republik ini tahun depan. Karena memang secara nyata presiden yang beragama Islam dan berasal dari Jawa Tengah itu cukup memberikan bukti kepemimpinannya selama ini.Â
Pembangunan di segala bidang, hingga derah terpencil cukup dirasakan masyarakat. Upaya pembersihan negeri dari praktik korupsi dia tunjukkan dengan dirinya dan keluarganya yang tidak pernah berniat mengambil uang rakyat bahkan dibarengi dengan pola hidup sederhana.
Walaupun Jokowi tentu telah belajar dari presiden dan pemimpin lainnya sebelumnya, namun harus diakui baru di era inilah kebersihan pemerintahan ditunjukkan langsung oleh presiden melalui kehidupan pribadinya.Â
Presiden sebelumnya yakni SBY sudah baik, tapi masyarakat tidak lupa akan peran anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, yang pernah disebut mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin menerima uang US$ 450.000 dalam pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan tanggal 8 Oktober 2014 di Jakarta. Memang pengadilan tidak pernah menindaklanjuti tuduhan Nazaruddin tersebut.
Namun Jokowi, baik isteri dan anak-anaknya, tidak pernah terlibat dalam kasus memperkaya diri sendiri dengan memanfaatkan kedudukan Jokowi. Tetapi pada akhirnya masa pemerintahan Jokowi akan berakhir juga. Untuk itu pemilu tahun 2024 menjadi sangat penting bagi Indonesia, bukan hanya bagi Partai Demokrasi Indonesia -- Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, Partai Nasdem, dan parpol lainnya, tapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.Â
Dalam kaitan itu sebaiknya Jokowi mulai saat ini menyiapkan penggantinya untuk membawa Indonesia ke era yang lebih baik dan bersih mulai tahun 2024. Salah satu cara yang lazim untuk menyiapkan itu misalnya melalui wapres tahun 2019 tapi bisa juga lewat jabatan menteri.
Ada keuntungan Jokowi karena pada dasarnya dia bukan politisi tapi mantan pengusaha (profesional) yang terpanggil untuk membangun kota Solo, kemudian Jakarta dan kini Indonesia. Dengan keadaan itu dia bisa lebih jujur dan tulus untuk menyiapkan siapapun demi kemajuan Indonesia.Â
Dengan demikian, ketika Jokowi nanti tidak lagi menjadi presiden setelah tahun 2024, apa yang mulai dirintisnya dengan semangat kerja keras dan cerdas dan pola hidup sederhana serta menjamin pemerintahannya yang bebas dari praktik korupsi dapat diteruskan oleh penggantinya dan Indonesia kiranya akan semakin mendekati cita-citanya untuk menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.